Serapan Beras Lokal Bulog Hanya 26.500 Ton dalam Sepekan, Impor Siap Dibuka

Jumlah cadangan beras nasional saat ini hanya 570 ribu ton.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Komplek Pergudangan Bulog, Jalan Gedebage, Kota Bandung. ilustrasi
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi serapan beras dalam negeri oleh Bulog dalam sepekan terakhir hanya mencapai 26.500 ton. Jumlah itu jauh dari yang ditargetkan sebesar 600 ribu ton dari produksi dalam negeri yang dijanjikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Pintu impor beras siap dibuka akhir tahun ini.

Baca Juga


Sebelumnya Komisi IV DPR memberikan waktu kepada Kementan selama enam hari untuk dapat menyediakan pasokan beras lokal sebanyak 600 ribu ton untuk dibeli oleh Bulog dan disimpan sebagai cadangan beras pemerintah. Itu disepakati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV pada Rabu (23/11/2022) pekan lalu.

Namun, Bulog mencatat hingga Senin (28/11/2022), realisasi penyerapan beras lokal hanya mencapai 26.500 ton. Adapun jumlah cadangan beras saat ini hanya 570 ribu ton, jauh dari yang ditargetkan pemerintah sebesar 1,2 juta ton.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, menuturkan, upaya penyerapan beras telah dilakukan secara maksimal di seluruh daerah yang potensial. "Kita tidak hanya menunggu di gudang, tapi teman-teman melakukan komunikasi mencari barang-barang (beras) itu karena kita prioritas pengadaan dalam negeri dan dibeli secara komersial," katanya kepada Republika.co.id.

Ia menuturkan, Bulog siap membeli beras lokal seharga Rp 10.200 per kg, lebih tinggi dari penawaran sebelumnya Rp 9.700 per kg. Melihat minimnya realisasi ketersediaan beras dalam sepekan terakhir, Awaluddin mengatakan, Bulog siap melakukan seluruh opsi untuk meningkatkan cadangan berasnya, khususnya importasi.

"Prinsipnya kita siap semuanya, karena sudah disampaikan saat rapat bersama DPR. Hal yang penting akan kita lakukan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler