Peneliti UGM Deteksi Adanya Gejala Awal Gempa Cianjur
Tim UGM telah berhasil mengembangkan penelitian mengenai sistem peringatan dini (Early Warning System) gempa bumi sejak 2013.
Kampus--Tim Peneliti Universitas Gadjah Mada sudah mendeteksi adanya gejala awal Gempa Cianjur, Jawa Barat. Tim Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK) di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM , telah berhasil mengembangkan penelitian mengenai sistem peringatan dini (Early Warning System) gempa bumi sejak tahun 2013. Sistem EWS tersebut didasarkan pada pengukuran konsentrasi gas radon dan groundwater level 1-3.
Ketua Tim SSTK UGM Prof Sunarno menjelaskan konsentrasi gas radon mengalami kenaikan hingga lebih dari sembilan kali lipat sebelum kejadian gempa bumi yang terjadi di Bengkulu M6.8 pada tanggal 18 November 2022 dan di Cianjur M5.6 pada tanggal 21 November 2022. Berdasarkan algoritma prediksi waktu terjadinya gempa bumi yang diintegrasikan dengan pesan automatis melalui aplikasi Telegram terdapat peringatan pada sistem peringatan dini gempa bumi yang telah dirancang oleh tim peneliti
“Ketika sistem mengirimkan status ‘waspada’, maka prediksi gempa bumi 1-4 hari ke depan akan terjadi di daerah antara Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dengan magnitude lebih dari M4.5," ungkapnya di Fakultas Teknik UGM, Senin (28/11/22) seperti dirulis laman resmi UGM.
Berdasarkan status “waspada” pada tanggal 18 November 2022 tersebut, Sunarno lebih detail menjelaskan dalam 1-4 hari ke depan akan terjadi gempa dengan magnitudo lebih dari M4.5. Hanya saja, tim peneliti EWS Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM tidak memiliki hak untuk mengumumkan hasil prediksi tersebut kepada publik.
“USGS (United State of Geological Survey) menyampaikan bahwa sistem peringatan gempa bumi yang ideal terdiri dari tanggal dan waktu, magnitudo, dan lokasi. Sistem peringatan dini gempa bumi yang dirancang oleh tim peneliti EWS Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM ini masih dalam pengembangan untuk mencapai sistem peringatan dini gempa bumi yang ideal yakni lebih spesifik pada waktu, magnitudo, dan lokasi gempa," tandasnya.
Sunarno menjelaskan, hingga bulan November 2022, tim peneliti telah memiliki tujuh stasiun telemonitoring yang berada di Provinsi Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Menurutnya tim peneliti pada akhir tahun 2021 berhasil memprediksi 1-4 hari sebelum terjadinya gempa bumi dengan Magnitudo lebih dari M4.5 di area prediksi dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur (lempeng Samudera Indo-Australia). Prediksi dibangun berdasarkan fluktuasi precursor, konsentrasi gas radon dan groundwater level 4-5.
Baca juga :
Mengapa Gempa Terjadi, Apa Jenis-jenis Gempa ?
Ini yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat, dan Sesudah Gempa Bumi Menurut BMKG
Gempa Cianjur Adalah Gempa Tektonik, Apa Itu Gempa Bumi Tektonik ?.
Ini Tips Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Gempa dari Dosen UM Surabaya
Benarkah Gempa Cianjur Dipicu Sesar Cimandiri ? Ini Pendapat Dosen Unpad
Nagari Malampah Luluh Lantak Akibat Gempa Pasaman, Tim Unand Turun
Unand Padang Kirim Tim Tanggap Darurat ke Lokasi Gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat
Rektor Unand Tinjau Langsung Lokasi Gempa di Pasaman Barat
Hindari Dampak Angin Kencang, Ini Layanan Infomasi Cuaca 24 Jam dari BMKG
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com