AS Danai Genosida Israel, AWG: Sangat tak Masuk Akal

AWG manyayangkan AS diamkan Israel tutup kantor UNRWA di Palestina.

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Sebuah ekskavator tentara Israel menghancurkan bangunan selama operasi militer Israel di kamp pengungsi Nur Shams, dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, 5 Mei 2025.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aqsa Working Group (AWG) mengutuk tindakan Amerika Serikat yang mereka nilai telah merestui bahkan membiayai kejahatan Israel terhadap warga Palestina.

Baca Juga


Dalam pernyataan tertulisnya, organisasi kemanusiaan Indonesia itu juga menuntut AS untuk berhenti menjadi pendukung setia Zionis.

Menurut AWG, AS mendukung tindakan Israel yang mendelegitimasi dan menutup kegiatan badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyalahkan kelompok perjuangan Palestina, Hamas, atas kelaparan di Jalur Gaza disebut AWG tidak masuk akal, yang menunjukkan pembelaan buta terhadap kejahatan Zionis.

Organisasi kemanusiaan itu juga mengecam tindakan Israel yang melanggar hukum humaniter internasional dengan memblokade seluruh Jalur Gaza dan melarang masuk bantuan kemanusiaan.

AWG menilai apa yang dilakukan rezim Zionis Israel dan AS di Jalur Gaza adalah pembersihan etnis untuk merampas dan menduduki wilayah kantong Palestina itu.

Mereka menyerukan negara-negara di dunia, terutama yang bertetangga dengan Palestina, untuk segera mengambil langkah darurat pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza guna menyelamatkan jutaan warga yang kelaparan di sana.

AWG juga meminta masyarakat dunia untuk terus menyuarakan dukungan pada perjuangan rakyat Palestina dalam merebut kemerdekaannya serta mempertahankan dan melindungi Masjid Al-Aqsa.

Mereka menyebut Israel telah menyabotase perjanjian gencatan senjata dan meningkatkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza.


AWG menilai kejahatan Israel telah membuat rakyat Gaza kelaparan, sehingga banyak warga Palestina kehilangan nyawa, termasuk bayi dan anak-anak.

Kutuk rencana usir warga Gaza

Malaysia mengutuk keras rencana Israel untuk mengusir dua juta lebih penduduk Palestina di Gaza secara paksa dari wilayah tersebut.

Keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia yang diterima di Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan penguasaan oleh militer terhadap bantuan kemanusiaan serta pengusiran sistematik terhadap masyarakat merupakan pelanggaran secara terang-terangan terhadap hukum internasional.

Hal itu menunjukkan sikap arogan Israel yang terus-menerus melanggar peraturan serta norma hukum internasional tersebut, demikian keterangan Kemlu Malaysia.

 

Pengusiran secara paksa dan menggunakan kelaparan sebagai senjata adalah kejahatan perang. Malaysia menolak alasan apapun atau justifikasi yang mengusir rakyat Palestina dari Gaza. Tindakan itu jelas merupakan satu bentuk pembersihan etnik, kata Kemlu Malaysia.

 

 

Invasi Israel, menurut keterangan itu, telah melewati perbatasan Palestina. Serangan udara terhadap pelabuhan Hodeidah di Yaman, Lapangan Terbang Internasional Sanaa, serta beberapa lokasi lain di wilayah itu menunjukkan kekejaman merajalela Israel yang mengancam nyawa publik serta kestabilan wilayah tersebut.

 

Itu membuktikan bahwa Israel terus menerus melanggar hukum internasional. Sikap Israel itu harus dihentikan dan semua pelaku harus dibawa ke muka pengadilan.

Malaysia mendesak masyarakat internasional, melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengambil tindakan. Blokade terhadap Gaza dan serangan kepada masyarakat awam harus dihentikan segera.

Malaysia sekali lagi menegaskan dukungan tak tergoyahkan bagi rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, serta pendirian sebuah Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan pra-1967 dengan Baitul Maqdis Timur sebagai ibu kota negara.

Kekerasan meningkat tajam

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Kamis (8/5) melaporkan peningkatan tajam kekerasan yang dilakukan penjajah Israel di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat.

OCHA mendokumentasikan 13 serangan terbaru yang menyebabkan empat warga Palestina terluka, dua keluarga mengungsi serta kerusakan yang signifikan pada bangunan dan lahan pertanian.

OCHA mencatat bahwa kekerasan oleh penjajah Zionis meningkat seiring dilakukan perluasan permukiman Israel dan penambahan pos-pos terdepan.

Selama tiga pekan terakhir, badan PBB itu juga mencatat lima insiden, di mana penjajah Israel menculik atau menangkap warga Palestina di Provinsi Nablus, Ramallah dan Hebron.

Salah satu kasus yang sangat mengerikan terjadi di Kota Beit Furik, di timur Nablus, ketika penjajah yang bersenjatakan pisau dan batu mengejar anak-anak setempat.

Dua saudara kandung yakni remaja putri berusia 13 tahun dan adik laki-lakinya yang berusia 3 tahun diculik dan kemudian ditemukan dalam kondisi terikat di pohon, seperti dikutip.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler