Polri Bentuk Satgas Kesehatan untuk Warga Terdampak Gempa Cianjur
Satgas Kesehatan Polri melayani korban yang meninggal dunia, terluka maupun sakit.
REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR – Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan untuk membantu penanganan warga terdampak gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat. Satgas Kesehatan untuk melayani korban yang meninggal dunia, terluka maupun sakit usai gempa bumi.
"Selain membantu proses evakuasi dan pemberian bantuan sembako serta kebutuhan masyarakat, Polri juga telah menyiapkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat," kata Kepala Pusdokkes Polri Irjen Pol dr Asep Hendradiana melalui keterangan tertulis di Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11/2022).
Asep menuturkan, Pusdokkes Polri mengerahkan 261 personel terdiri atas 21 dokter spesialis, 41 dokter umum, lima dokter gigi, 96 perawat, 36 tenaga kesehatan (nakes) dan 62 personel non tenaga kesehatan. "Selain kesiapan personel, tim Satgas Kesehatan Polri juga menyiapkan sebanyak 19 unit ambulans, tiga mobil kabin ganda (double cabin) dan 16 kendaraan roda dua," tutur Asep.
Polri juga menyiapkan Rumah Sakit Bhayangkara sebagai tempat perawatan dan RSUD Sayang Cianjur untuk Posko Disaster Victim Identification (DVI). Berdasarkan data pasien yang ditangani hingga saat ini, RS Bhayangkara Cianjur merawat 463 pasien terdiri dari 281 pasien luka ringan, 72 luka berat, 55 pasien tindakan operasi dan 30 pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
Sementara itu, RS Bhayangkara Setukpa menangani dua pasien luka sedang dan tujuh orang menjalani rawat inap. "Dari data DVI sampai saat ini sudah ada 149 jenazah teridentifikasi dan saat ini proses identifikasi masih berlangsung," kata Asep.
Tak hanya posko di rumah sakit, Polri juga menggelar posko bergerak (mobile) di beberapa wilayah dengan menangani ratusan pasien. Asep menuturkan tim kesehatan akan terus melanjutkan pelayanan kesehatan IGD, rawat inap dan rawat jalan.
"Kami juga mengerahkan patroli bermotor Brimob bersama relawan kesehatan Polda Metro Jaya untuk mencari lokasi dan titik lokasi pengungsian/korban yang sulit dijangkau dan memberikan pelayanan kesehatan pasca gempa," kata Asep.
Tim Kesehatan mobile ke posko atau lokasi pengungsian yang belum tersentuh pelayanan kesehatan untuk memberikan penyuluhan kesehatan dan kebersihan kepada pengungsi. Selain itu, juga dilakukan evakuasi jika memang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Tim DVI juga masih melanjutkan proses identifikasi, menerima laporan orang hilang dan melaksanakan wawancara kepada keluarga korban. "Semua yang dilakukan anggota dengan hati dan semangat 'Dokkes Mengabdi Pada Polri Untuk Negeri'," ujar jenderal polisi bintang dua itu.