Erick Ajak Mahasiswa FEB Undip Perkuat Ekonomi Berbasis Pengetahuan
Ekonomi berbasis pengetahuan penting bagi pengelolaan dan pemanfaatan berbagai SDA
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) mewujudkan ekonomi berbasis pengetahuan. Ekonomi berbasis pengetahuan penting bagi pengelolaan dan pemanfaatan berbagai kekayaan sumber daya alam (SDA) dalam negeri bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Hal ini ditegaskan Erick saat mendampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di kampus FEB Undip, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/12/2022) kemarin. Dalam kesempatan ini, Menteri BUMN juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diprediksi naik 5 persen tiap tahun, dapat dikuatkan dengan hilirisasi SDA dalam negeri yang dieksploitasi negara lain.
Selain itu juga industrialisasi sumber daya kelautan serta konservasi agrikultur, mengembangkan industri dan juga terus menguatkan kapasitas ekonomi digital. Hal ini akan dapat diwujudkan apabila kampus dan mahasiswa terus mendorong kemampuan, kapasitas, dan perannya dalam menerapkan ekonomi berbasis pengetahuan.
Oleh karena itu, Erick mengajak kampus untuk mendorong kekuatan knowledge-based economy dan hilirisasi kekayaan alam yang dieksploitasi asing. "Anak- anak muda (mahasiswa) harus bangkit dan bergerak, jangan cuma menjadi penonton saja," tegas Erick Thohir dihadapan para mahasiswa FEB Undip.
Sepakat dengan Erick, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menjadi pembicara kunci Kuliah Umum mahasiswa FEB Undip menegaskan pentingnya kemampuan pengelolaan SDA secara mandiri. Dengan demikian bangsa Indonesia tidak mempunyai ketergantungan pada bangsa lain yakni dengan menjadikan SDA dalam negeri sebagai produk turunan sebelum diekspor.
Bukan produk mentah sehingga akan menjadi added value (nilai tambah) bagi kemajuan perekonomian bangsa. Kiat lainnya, terus dukung pertumbuhan UMKM dan koneksikan UMKM lokal dengan ritel modern, marketplace, dan digital platform.
Menurut mendag, resesi dapat menyebabkan perekonomian melambat terutama pada ekonomi pasar tradisional. "Maka, kita harus bisa menembus pasar internasional, agar bisa bersaing dengan negara lain," ungkapnya.
Penetrasi pasar internasional, kata mantan Menteri Kehutanan ini, dapat dilakukan berdasarkan perjanjian- perjanjian internasional dengan negara lain. Termasuk perjanjian internasional melalui atase perdagangan dan duta besar Indonesia di luar negeri.
"Selain dengan menembus pasar internasional, untuk menuju Indonesia maju 2045 diperlukan kerja sama dengan berbagai divisi," jelas Zulkifi dalam pidatonya.
Kuliah umum ini juga diisi tiga narasumber masing- masing Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan, Peneliti INDEF/dosen Perbanas Institute Dradjad H Wibowo, dan guru besar FEB Undip FX Sugiyanto.