Cara Kerja Magic Spray yang Biasa Dipakai Saat Pemain Sepak Bola Cedera

Magic spray biasanya segera disemprotkan begitu ada atlet yang cedera.

AP/Daniel Cole
Son Heung-min menerima perawatan setelah mengalami cedera saat pertandingan sepak bola Grup D Liga Champions antara Marseille dan Tottenham Hotspur di Stade Velodrome di Marseille, Prancis, Rabu (2/11/2022) dini hari WIB. Saat pemain cedera, paramedis terkadang menyemprotkan magic spray ke area yang sakit.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pecinta sepak bola tentu akrab dengan "magic spray" yang kerap digunakan paramedis untuk menangani cedera ringan para pemain di tengah pertandingan. Sebenarnya, apa isi semprotan tersebut dan bagaimana cara kerjanya?

Para ahli menjelaskan bahwa semprotan itu sebetulnya tidak menyembuhkan apapun. Sebaliknya, spray hanya menawarkan rasa dingin dan mati rasa sementara untuk rasa sakit yang dialami saat cedera ringan.

Isi dari spray tersebut juga bervariasi tergantung mereknya. Pada umumnya, magic spray mengandung etil klorida (ethyl chloride), yaitu obat resep yang digunakan sebagai antiseptik topikal dan zat pendingin. Lalu, ada juga kandungan metil salisilat (methyl salicylate), obat antiinflamasi nonsteroid yang dapat memberikan rasa dingin dan hangat.

"Semprotan ini memberikan sensasi anestesi sementara, mati rasa atau pembekuan pada kulit. Cara kerjanya sangat mirip dengan kompres es, begitu mati rasa dan rasa sakitnya pun berkurang," kata ahli fisioterapi yang berspesialisasi dalam pengobatan olahraga nonoperasi di Tufts Medical Center di Amerika Serikat, dr Shane Davis, seperti dilansir laman NBC, Senin (5/12/2022).

Menurut dr Davis, perasaan lega hanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit, tetapi itu cukup untuk membuat pemain mengatasi rasa sakit. Intervensi penghilang rasa sakit lainnya seperti kompres es membutuhkan lebih banyak waktu untuk diterapkan. Masalahnya, dalam permainan, pemain sering kali tidak bisa menghabiskan 10 atau 15 menit di sisi lapangan.

Untuk beberapa pemain, spray juga mungkin juga memiliki efek plasebo. Begitu efeknya habis, adrenalin untuk kembali bermain mungkin akan menutupi beberapa ketidaknyamanan.

Pemain sepak bola sering mengalami benturan di area tulang, yang dapat menyebabkan rasa sakit, tetapi tidak sering menyebabkan cedera yang bertahan lama. Sebaliknya, jika seorang pemain mengalami patah tulang atau robekan, penggunaan magic spray mungkin lebih berbahaya. Para ahli juga mengatakan, semprotan itu tidak untuk digunakan pada luka terbuka.

"Jika ada kekhawatiran akan kerusakan struktural atau kekhawatiran bahwa kondisi cederanya buruk, keputusannya adalah menarik atlet itu keluar lapangan," kata Mitch Therriault, seorang ahli terapi fisik dalam kedokteran olahraga di Ohio State Wexner Medical Center, AS.

Baca Juga


Magic spray memang lebih umum digunakan dalam olahraga sepak bola, tetapi tidak semua tim mengandalkannya. Federasi Sepak Bola AS, misalnya, tidak menjadikan semprotan tersebut sebagai sebuah penanganan wajib kala atletnya cedera ringan.

"Beberapa pemain tidak membutuhkannya dan tidak pernah meminta semprotan dingin, tetapi beberapa pemain lain sudah terbiasa menggunakannya dan semprotan itu membantu mereka, jadi penggunaannya tidak wajib, tergantung pemainnya," kata Sam Cervantes, pelatih sepak bola pria di University of Pittsburgh, AS.

Di luar dunia olahraga, dokter terkadang menggunakan semprotan ethyl chloride untuk memberikan efek mati rasa sebelum melakukan injeksi. Sementara itu, Cervantes mengatakan magic spray bisa menimbulkan risiko bila dipakai oleh pengguna yang tidak terlatih.

Sifat pembekuannya juga bisa merusak kulit bila diterapkan terlalu lama. Produk tersebut tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi yang membuat mereka rentan terhadap sensasi dingin atau yang merusak kulit mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler