Aktivitas Gunung Semeru Masih Didominasi Letusan dan Guguran

Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah Gunung Semeru

AP Photo/Trisnadi
Foto udara yang diambil dengan drone ini menunjukkan rumah-rumah yang tertutup abu vulkanik setelah letusan Gunung Semeru di desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Senin, 5 Desember 2022. Kondisi cuaca yang membaik pada Senin memungkinkan penyelamat untuk melanjutkan upaya evakuasi. mencari kemungkinan korban setelah gunung berapi tertinggi di pulau terpadat di Indonesia itu meletus, dipicu oleh hujan monsun.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG - Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di permukaan laut (mpdl) masih didominasi letusan atau erupsi dan gempa guguran pada Selasa (6/12/2022).

Baca Juga


Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulisnya menyebutkan, aktivitas Gunung Semeru pada 6 Desember 2022 pukul 00.00-06.00 WIB mengalami 22 kali letusan dengan amplitudo 10-23 mm dan lama gempa 60-155 detik.

"Berdasarkan pengamatan kegempaan juga terekam lima kali gempa guguran dengan amplitudo 3-12 mm dan lama gempa 45-115 detik," katanya.

Gunung Semeru juga mengalami empat kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4-16 mm dan satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 28 mm. "Secara visual, gunung api terlihat jelas dan teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak, cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara, selatan, barat daya, dan barat laut," tuturnya.

Aktivitas Gunung Semeru untuk periode pengamatan pada Senin (5/12/2022) pukul 00-24.00 WIB tercatat 85 kali letusan dengan amplitudo 11-27 mm, kemudian satu kali terjadi luncuran awan panas guguran (APG), 22 kali gempa guguran, dan satu kali harmonik. Getaran banjir lahar juga terekam satu kali, kemudian tiga kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa tektonik jauh.

"Status Gunung Semeru pada Level IV atau Awas, sehingga masyarakat harus mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi," kata Mukdas.

Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.

"Kami juga imbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler