Essential Oil, Betulkah Bermanfaat untuk Anak Sakit?

Essensial oil kerap disebut mampu meredakan penyakit yang biasa mengusik anak.

Piqsels
Essential oil alias aroma terapi telah menjadi tren di kalangan orang yang ingin mendapatkan manfaat kesehatan dari produk tersebut. Padahal, belum banyak jurnal ilmiah yang mengaitkan khasiat essential oil dengan kesehatan,
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa tahun ini, essential oil telah menjadi tren gaya hidup sehat banyak keluarga, baik dihirup lewat diffuser atau dioles ke bagian tubuh. Meskipun belum banyak jurnal ilmiah yang mengaitkan khasiat aromaterapi dengan kesehatan, tetapi ada dokter yang merekomendasikannya untuk kenyamanan.

"Essential oil atau herbal itu bukti ilmiahnya masih sangat terbatas, rekomendasi (dari dokter) secara resmi belum ada, tetapi  intinya adalah memberi rasa nyaman saja," ucap dokter spesialis anak Fransisca Handy, saat ditemui di Jakarta, Jumat (3/12/2022).

Baca Juga


Minyak esensial juga disebut-sebut mampu meredakan penyakit sehari-hari pada anak seperti demam, batuk, pilek, diare, dan muntah tanpa harus mengonsumsi obat. Dr Fransisca menjelaskan pada prinsipnya, deretan penyakit yang biasa mengusik anak itu bisa sembuh sendiri.

"Jadi memang yang perlu dilakukan adalah menyamankan dan memantau tanda bahaya," kata dr Fransisca.

Untuk menyamankan anak yang sedang sakit, menurut dr Fransisca, memijat dengan aromaterapi bisa saja dilakukan. Sejauh ini, tidak ada laporan yang mengkhawatirkan akan efeknya.

Saat anak mengalami demam, batuk, pilek, orang tua harus selalu memastikan anak cukup cairan. Pantau tanda bahaya paling krusial, terutama bayi, misalnya kejang, perubahan perilaku (sangat rewel atau tidur terus), perdarahan, dan dehidrasi.

Jika anak batuk dan pilek, tanda bahanya adalah sesak. Hitung napas anak saat sedang tidur dalam satu menit sebanyak dua kali sehari.

Untuk usia nol sampai dua bulan itu 60 kali, usia dua bulan hingga satu tahun 50 kali, usia satu hingga lima tahun 40 kali, dan usia di atas lima tahun 30 kali. Jika di atas itu, orang tua harus curiga anak sesak dan perlu segera dibawa ke dokter.

"Batuk pilek bisa satu sampai dua pekan sembuhnya. Jadi orang tua harus belajar, batuk pilek bagian dari tumbuh kembang anak. Nggak ada balita yang tidak melewati batuk pilek, karena dia butuh membangun sistem imunitasnya," papar dia.

Sistem imun terbagi dua. Ada sistem imun innate atau sistem imun yang memang sudah ada sejak manusia lahir, dan sistem imun adaptif atau sistem imun yang didapat ketika seseorang telah terinfeksi satu penyakit.

"Akhirnya, ketika anak usia sekolah dasar itu sudah mulai jarang sakit," kata dr Fransisca.

Lalu, ketika anak menjalani vaksinasi, biasanya timbul demam. Sebagian anak diberi parasetamol oleh orang tuanya.

"Anak yang tidak dikasih parasetamol itu titer antibodinya lebih tinggi dibanding yang dikasih parasetamol," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler