Pemkab Malang Bantu Logistik Kebutuhan Pengungsi di Pronojiwo Lumajang
Akses menuju Pronojiwo Lumajang masih terputus akibat erupsi Semeru.
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Pemerintah Kabupaten Malang membantu penyaluran logistik untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi di Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Bantuan diberikan karena akses menuju wilayah tersebut putus akibat awan panas guguran Gunung Semeru.
"Logistik untuk memenuhi kebutuhan pengungsi di Kecamatan Pronojiwo mendapatkan bantuan dari Pemkab Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang. Terima kasih kami sudah dibantu," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Rabu (7/12/2022).
Bupati Lumajang Thoriqul Haq meninjau dapur umum di Balai Penyuluhan Pertanian, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Selasa (6/12/2022) malam untuk memastikan bahwa logistik kebutuhan para pengungsi di beberapa desa di Kecamatan Pronojiwoaman dan mencukupi. Bupati yang biasa dipanggil Cak Thoriq itu mengatakan terputusnya akses menuju Kecamatan Pronojiwo membuat penanganan bencana di wilayah tersebut sedikit terkendala.
"Oleh karena itu, kami berkoordinasi dengan Pemkab Malang dalam penanganan bencana di Kecamatan Pronojiwo untuk bisa menyuplai kebutuhan para pengungsi," tuturnya.
Menurutnya, logistik terutama pangan untuk masyarakat di Kecamatan Pronojiwo dipastikan cukup aman termasuk bagi relawan yang bertugas di sana. "Untuk dapur umum kapasitasnya sekali masak bisa 1.000 bungkus, tapi menyesuaikan dengan kebutuhan. Petugas memasak 500 bungkus untuk pengungsi dan para relawan yang bertugas," katanya.
Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihak Pemprov Jatim akan membantu logistik yang dibutuhkan para pengungsi di Kecamatan Pronojiwo karena akses jalan dari Lumajang menuju kecamatan tersebut terputus akibat jembatan rusak terdampak awan panas guguran. Akses jalan menuju ke Kecamatan Pronojiwo melalui Jembatan Gladak Perak belum bisa dilewati, sedangkan di Jembatan Kajar Kuning yang diresmikan tiga bulan lalu, terdapat penumpukan material vulkanik akibat awan guguran Gunung Semeru yang terjadi pada Ahad (4/12/2022).