Singkirkan Spanyol, Reragui: Warisan Maroko Amat Penting dalam Kemenangan di Piala Dunia
Para pemain Maroko kelahiran Eropa telah membuktikan kapasitasnya selama Piala Dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Maroko Walid Reragui berbicara tentang pentingnya warisan Maroko di Piala Dunia. Ia menegaskan bahwa itu terbukti dalam kemenangan dramatis timnya atas Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar, Selasa (7/12/2022).
Kemenangan Maroko ditentukan melalui adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang 0-0 hingga perpanjangan waktu. Meskipun telah mengumpulkan empat poin dari Kroasia dan Belgia selama babak grup, Maroko adalah underdog untuk maju melewati juara Piala Dunia 2010 itu.
Namun, setelah bermain imbang tanpa gol di Education City Stadium, skuad Atlas Lions bertahan dalam adu penalti untuk mencapai delapan besar turnamen untuk pertama kalinya dalam sejarah negara Afrika itu.
Kiper Yassine Bounou adalah bintangnya. Ia menggagalkan penalti dari Carlos Soler dan Sergio Busquets setelah tendangan penalti pertama Spanyol lewat Pablo Sarabia membentur tiang gawang. Sebaliknya, Maroko mencetak tiga dari empat upaya penalti. Achraf Hakimi mengonversi penalti yang menentukan dengan upaya 'Paneka' yang berani saat kiper Unai Simon menukik ke kanan.
Sejak Reragui menjadi pelatih kepala pada akhir Agustus 2022, Maroko telah mencatatkan empat kemenangan dan tiga hasil imbang dalam tujuh pertandingan. Satu-satunya kebobolan Maroko di Piala Dunia 2022 terjadi akibat gol bunuh diri saat melawan Kanada.
Selain performa luar biasa di lini belakang, Reragui memuji semangat para pemainnya. Ia menyatakan bahwa perwakilan pemain kelahiran Eropa telah membuktikan warisan Maroko selama dua pekan terakhir di Piala Dunia.
"Saya sering melawan ini. Sebelum Piala Dunia ini kami memiliki banyak masalah tentang orang-orang yang lahir di Maroko dan Eropa. Terkadang orang-orang, termasuk beberapa jurnalis di ruangan ini, mengatakan laki-laki ini tidak suka Maroko, kenapa tidak bermain dengan mereka yang lahir di Maroko?" kata Reragui dikutip dari Sportsmole, Rabu (7/12/2022). "Tapi Kami menunjukkan kepada dunia bahwa setiap orang Maroko adalah orang Maroko, ketika dia datang dengan tim nasional dia akan berjuang mati-matian."
Reragui mengaku lahir di Prancis tetapi tidak ada yang bisa mengambil hatinya untuk berpaling dari Maroko. "Para pemain saya memberikan 100 persen. Beberapa pemain lahir di Jerman, beberapa di Italia, Spanyol, Belanda, Prancis, dan setiap negara memiliki budaya sepak bola. Anda membuat campuran ini dengan itu dan mencapai perempat final," tegasnya.