Perempuan Perlu Literasi Digital Cegah Kejahatan Digital
Kekerasan pada perempuan secara online juga semakin marak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyebut perempuan Indonesia usia produktif adalah pengguna media sosial terbesar di Indonesia terutama Instagram. Mereka menggunakan media sosial untuk melihat-lihat, berbagi status, berbagi berita online, mencari teman maupun berjualan produk.
"Namun, kekerasan pada perempuan secara online juga semakin marak terutama di masa pandemi di mana kasus ini terus meningkat hingga puncaknya pada tahun 2021 mencapai 1.721 kasus," kata Hetifah dalam keterangannya, Selasa (13/12/2022).
Lanjut Hetifah, setidaknya kasus yang sering terjadi adalah penyebaran konten porno, peretasan dan pemalsuan akun, hingga pendekatan untuk memperdayai (grooming). Hal itu disampaikan Hetifah dalam Workshop Peningkatan Literasi Digital Untuk Komunitas dengan tema “Literasi Digital Kaum Perempuan Untuk Kemaslahatan Umat".
"Perempuan Indonesia perlu memiliki 10 kompetensi literasi digital," tegas Hetifah.
Selain itu Hetifah juga berbagi tips dalam menggunakan media agar perempuan tidak asal mengunggah konten di media sosial. Kata dia, tidak perlu detail mencantumkan informasi, menjaga etika dalam menggunakan media. Kemudian selalu waspada dan jangan langsung percaya berita yang disebarkan media.
"Hingga memfilter akun-akun yang diikuti untuk mendapatkan informasi akurat," kata politikus Partai Golkar tersebut.
Sementara itu, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan pentingnya peran muslimah dalam membangun peradaban bangsa. Ia menegaskan bahwa Kemendikbudristek RI selalu berupaya memperjuangkan kesetaraan gender termasuk penerapannya dalam merdeka belajar. "Salah satu buktinya adalah dengan menerbitkan peraturan terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi," tutur Nadiem.