SYL Yakin Beras Nasional Cukup, Kementan Percaya Data BPS
Soal harga beras nasional disebut tinggi, SYL sebut saat ini tidak sedang musim panen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau Mentan SYL kembali menegaskan, pihaknya meyakini data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai rujukan produksi beras nasional. Menurutnya, BPS sudah merilis data bahwa produksi beras nasional masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.
”Produksi beras kita sangat optimal sesuai dengan perencanaan. Saat ini luas lahan panen kita di atas 10 juta hektare dan produksinya sangat maksimal,” kata Syahrul dalam pernyataan resminya di Jakarta, (20/12/2022).
Mengutip data BPS, produksi tahun 2022 diprediksi akan mencapai 32,07 juta ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras pada 2021 dengan capaian 31,36 juta ton.
”Jadi kalau kita lihat data BPS, produksi beras aman, stoknya juga aman,” katanya menambahkan.
Merespons soal laporan Bank Dunia di mana harga beras Indonesia termahal se-ASEAN, Syahrul meminta data tersebut untuk dicermati lebih lanjut, termasuk kapan data tersebut diambil. Ia mengatakan, jika melihat situasi saat ini di mana kondisi sedang tidak panen, harga pastinya akan lebih tinggi.
Syahrul mengungkapkan di Indonesia, pada bulan November sampai dengan Desember, mayoritas petani sedang menanam padi. Karena bukan masa panen maka harga beras akan cenderung naik.
”Tapi saya pastikan, harga beras kita tidak pernah di atas HET. Bahkan harga beras kita kedua terendah se-ASEAN,” ucapnya.
Adapun terkait dengan keputusan impor beras, Syahrul enggan mengomentari kebijakan bersama tersebut.
”Saya tidak dalam kompetensi untuk menjawab tentang impor beras. Tetapi saya nyatakan, beras-beras yang ada di masyarakat sebanyak 60 persen. Penyimpanan yang dilakukan oleh rakyat jelas telah dilakukan,” ujar Syahrul.