Maraknya 'Arisan Piala Dunia', Bagaimana Pandangan dalam Islam?
Pandangan Islam terhadap arisan bola
Pesta sepakbola dunia telah berakhir dengan sangat menegangkan, mempertemukan dua tim kuat di partai final yaitu Timnas Perancis berhadapan dengan Timnas Argentina. Pada pertandingan tersebut skor sama kuat 3-3 hingga babak extra time selesai. Namun, Timnas Perancis harus mengakui keunggulan Timnas Argentina melalui babak adu penalti yang berakhir dengan skor 4-2.
Dibalik serunya gelaran Piala Dunia yang dilaksanakan di Qatar pada tanggal 20 November 2022 sampai 18 Desember 2022, selalu ada hal menarik di dalamnya. Bagaimana tidak, pertandingan yang mempertemukan 32 negara dari berbagai benua yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali banyak menarik antusiasme para pecinta sepakbola dari berbagai kalangan. Banyak hal unik yang dilakukan oleh para pendukung masing-masing tim untuk mendukung tim kesayangannya. Mulai dari mendukung secara langsung ke stadion, mengadakan acara nobar bahkan sampai ada yang bertaruh uang demi tim yang didukungnya.
Ada satu hal unik yang dilakukan oleh beberapa pecinta sepakbola untuk meramaikan Piala Dunia, yaitu dengan “arisan”. Salah satu pemain arisan, yakni Alip (20) mengatakan bahwa sistem arisan Piala Dunia ini sama seperti arisan pada umumnya yang dilakukan oleh ibu-ibu.
“Pada sebuah gelas yang berisikan nama-nama negara yang nantinya dikocok, dan yang keluar akan menjadi tim pilihannya,” sambungnya saat diwawancarai di kediamannya pada Senin (19/12).
Hal yang paling menarik dalam arisan Piala Dunia adalah hadiahnya yang mencapai 5 juta rupiah dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengikuti arisan ini. Inilah yang membuatnya tertarik untuk mengikuti arisan Piala Dunia.
Alip mengakui bahwa dirinya mengikuti arisan ini hanya untuk bersenang-senang bersama teman-teman kantornya dalam rangka meramaikan Piala Dunia 2022. Tapi ia merasa sedih jika tim yang dipilihnya tidak masuk final dan gagal mendapatkan hadiah tersebut.
“Ya, sedih sih, ngeliat temen bisa foya-foya,” lanjutnya.
Dilansir dari indosport.com, atlet bulutangkis nasional seperti Kevin Sanjaya, Fajar Alfian, sampai Hendra Setiawan juga membuat arisan Piala Dunia bersama Pelatnas PBSI (Pelatihan Nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) untuk memeriahkan Piala Dunia. Sembari menunggu ajang World Tour Finals yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 7-11 Desember kemarin.
Lalu, bagaimanakah pandangan Islam mengenai arisan Piala Dunia? Pada dasarnya hukum arisan adalah halal jika dijalankan berdasarkan syariat Islam dan berdasarkan kesepakatan bersama. Menurut Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Canra Krisna Jaya, MA.Hum, menyatakan bahwa jika melakukan arisan bola dalam rangka judi dan taruhan maka jelas haram hukumnya dalam agama Islam.
“Ini (arisan bola) dilarang sesuai dengan Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 90, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.
Di ayat ini dijelaskan bahwa khamr, judi, mengundi nasib dengan anak panah adalah amalan-amalan syaiton,” jelasnya saat diwawancarai di gedung MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (19/12).
Fenomena ini sering dijadikan ajang taruhan oleh masyarakat untuk meramaikan Piala Dunia. Tak jarang ada beberapa orang berani mengeluarkan uang dengan jumlah besar demi mendapatkan keuntungan yang berlipat jika tim yang didukungnya menang dalam pertandingan tersebut.
Menurut Canra, ini merupakan euphoria yang berlebihan sampai dibuat menjadi ajang taruhan yang dibungkus dengan pesta khamr dan praktek-praktek yang tidak benar di dalamnya. Namun, jika hanya menonton tanpa adanya unsur-unsur tersebut maka diperbolehkan.
“Pada dasarnya menonton bola boleh saja, tapi jika endingnya berjudi, hura-hura, berpesta. Maka itu menjadi haram,” ujarnya.
Dalam Islam sangat tegas bahwa semua permainan yang di dalamnya ada perjudian, hukumnya haram. Karena menyebabkan untung-rugi bagi para pemainnya. Agar terhindar dari hal yang haram maka hindarilah pertaruhan dan hal yang membuat terjatuh ke dalam jurang yang haram.
Dalam meramaikan Piala Dunia tidak boleh berlebihan, seperti melalaikan waktu sholat, dan tidak bisa memprioritaskan hal yang lebih utama. Menonton sepakbola juga bisa menjadi haram jika memiliki banyak mudharat-nya.
“Dalam hal yang halal saja kita tidak boleh berlebih-lebihan, apa lagi perkara yang mubah yang mengarah ke yang haram. Bola ini lebih banyak mengarah ke hal yang haram walaupun memang tidak bisa dipukul rata. Karena ada beberapa orang yang menonton karena hiburan dan hanya ingin menyaksikan saja,” tutupnya.
Jadi, pada kesimpulannya arisan Piala Dunia ini sama seperti berjudi karena di dalamnya ada unsur taruhan. Dan jelas dalam agama Islam berjudi sangat dilarang karena itu merupakan dosa besar dan haram hukumnya. Untuk menghapus dosa tersebut harus bertaubat, tidak cukup hanya beristighfar saja karena beristighfar hanya menghapus dosa kecil.