Hati-Hati, Masak Ayam dengan Cara tidak Tepat Bisa Picu Penyakit
Daging ayam diketahui menjadi penyumbang utama penyakit bawaan makanan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tidak suka olahan ayam? Mulai dari sup ayam, mie ayam, hingga ayam bakar menjadi pilihan untuk disantap. Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), mengatakan bahwa daging ayam menjadi penyumbang utama penyakit bawaan makanan
CDC memberikan laporan baru berupa sebagian masalah terletak pada bagaimana daging ayam tersebut dimasak. Daging ayam yang kurang matang, mengandung banyak bakteri salmonella dan beberapa bakteri lainnya.
“Jika anda mengonsumsi daging ayam yang kurang matang, anda bisa terkena penyakit atau lebih sering disebut dengan keracunan makanan,” jelas CDC yang dilansir dari laman BestLife Online pada Jumat (23/12/2022).
“Selain dagingnya, makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan olahan ayam yang kurang matang juga dapat memberikan efek samping tersebut,” tambahnya.
Pada tanggal 2 Desember lalu, pihak CDC juga menerima laporan baru tentang keracunan ayam. Berdasarkan laporan, keracunan berasal dari produk ayam isi beku yang menurut CDC produk tersebut seringkali termasuk dalam laporan kasus salmonella.
“Ayam mentah, termasuk produk ayam isi beku seperti Chickem Cordon Bleu harus dimasak dengan suhu internal setidaknya 165 derajat fahrenheit untuk membunuh bakteri terutama salmonella,” ungkap dokter toksikologi, Kelly Johnson Arbor.
Menurut CDC, alat masak yang digunakan juga turut memberikan pengaruh pada proses mematangkan daging ayam. CDC bekerja sama dengan Layanan Publik Porter Novelli melakukan survey untuk menganalisa metode cara memasak ayam yang dilakukan oleh masyarakat. Survey ini dilakukan dari Mei hingga Juli 2022 lalu.
Hasilnya, 82,7 persen dari 2.500 orang dewasa Amerika Serikat menggunakan oven sebagai salah satu peralatan memasak mereka. Lebih dari separuh responden juga mengaku menggunakan alat selain oven untuk memasak daging ayam.
Alat non-oven yang paling umum digunakan oleh responden adalah air fryer dengan total 29,7 persen. Sementara itu, 29 persen dilaporkan memasak dengan menggunakan microwave, 13,7 persen menggunakan pemanggang roti, dan 3,8 persen memasak dengan alat lain.
“Beberapa orang, termasuk mahasiswa berada pada situasi tidak memiliki cukup ruang pada tempat tinggal mereka. Sehingga alat masak sederhana layaknya microwave menjadi alternatif dari kompor untuk memasak,” kata Johnson.
“Oven pemanggang roti, microwave, dan air fryer biasanya memiliki harga yang lebih murah dan memakan sedikit ruang. Efisiensi tersebut kemudian diminati oleh banyak orang,” katanya lagi.
Jika anda ingin memasak daging ayam olahan yang dilapisi tepung roti, sebaiknya hindari penggunaan microwave atau air fryer. Namun jika tidak ada alat masak lain, gunakan termometer makanan. Menurut Johnson, alat tersebut dapat membantu anda memastikan daging ayam telah dimasak dengan suhu minimal 165 derajat fahrenheit.
“Namun bila ragu, atau tidak tersedia termometer makanan, jangan makan dagin ayam yang sudah dimasak dengan microwave, atau oven toaster,” tambah Johnson.