Menhub: LRT Jabodebek Sudah Masuk Tahap Pengujian Tanpa Masinis
LRT Jabodebek dapat menampung hingga 700 penumpang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan LRT Jabodebek saat ini sudah masuk ke dalam tahap pengujian. Budi mengatakan pengujian tersebut sudah masuk ke dalam sistem driverless atau tanpa masinis.
“Karena ini menggunakan teknologi yang tinggi, saya minta uji coba dilakukan dengan baik untuk memastikan aspek keselamatannya sudah terpenuhi, sebelum nanti dioperasikan insya allah pada pertengahan 2023,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Senin (26/12/2022).
LRT Jabodebek dapat menampung hingga 700 penumpang dan rata-rata frekuensi kereta per hari sebanyak 400 perjalanan. Nantinya juga akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yakni, Trans Jakarta dan Jaklingko, Trans Patriot, KRL Komuter, Kereta Bandara Soekarno Hatta, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Angkutan massal perkotaan sangat penting untuk terus dikembangkan, ditata, dan dioptimalkan pemanfaatannya untuk masyarakat. DKI Jakarta menjadi salah satu kota percontohan dalam pembangunan angkutan massal yang lengkap. Ada MRT, LRT, BRT, KRL commuter, Angkot, dan lain-lain,” jelas Budi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan uji coba LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok sampai ke Stasiun TMII, Jakarta Timur sepanjang 9 kilometer. Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu sekitar 12 menit dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
“Kereta ini nyaman, cepat, tidak berisik, dan tanpa masinis. Yang membanggakan adalah ini buatan Inka (dalam negeri), termasuk sistem tanpa masinisnya,” ucap Jokowi.
Jokowi mengharapkan, LRT Jabodebek sudah bisa beroperasi berbarengan dengan kereta cepat Jakarta-Bandung paa Juli 2023. “Ini baru selesai 87 persen. Deponya masih dalam penyelesaian, dan hal-hal kecil berkaitan dengan sinkronisasi sistem,” tutur Jokowi.
Proyek LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur ini dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota Jakarta dan jalur penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.
Dengan kehadiran LRT Jabodebek, diharapkan angkutan massal perkotaan semakin terintegrasi, mudah diakses, nyaman, dan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke angkutan massal.