Bertemu Jokowi, Petani Curhat Soal Masa Depan Sektor Pertanian
Anak muda saat ini memiliki kecenderungan melakukan budidaya tanaman kebun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog dengan para petani di Bendungan Sadawarna, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (27/12). Dalam pertemuan tersebut, para petani menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari masalah produksi pertanian hingga regenerasi petani Indonesia.
Salah satu petani yang sempat berdialog dengan Presiden mengatakan, sudah menjadi tugas bersama untuk mendorong regenerasi petani Indonesia. Apalagi, menurutnya, anak muda saat ini cenderung tertarik untuk bekerja di dunia industri dibandingkan pertanian.
“Mindset-nya anak muda sekarang lowongan pekerjaan itu lowongan pekerjaan di industri, bukan pertanian,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Istana.
Meski begitu, dia menyampaikan, di daerahnya masih ada perkumpulan anak petani yang juga terjun ke dunia pertanian, namun persentasenya cukup rendah.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang turut mendampingi Presiden menyampaikan, pihaknya juga memiliki program petani milenial guna mendorong generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian.
Sementara itu, petani lainnya juga mengaku khawatir dengan masa depan sektor pertanian jika tidak ada regenerasi petani mulai dari sekarang. Bahkan, petani tersebut khawatir dirinya yang saat ini berusia 29 tahun menjadi generasi terakhir.
“Takut anaknya enggak mau jadi petani?” tanya Ridwan Kamil.
“Iya, karena ngelihat yang lainnya gitu pak. Jadi, ya udahlah kamu jadi apa, jadi apa. Kadang-kadang nanya anak enggak ada yang mau jadi petani kan pak, maunya polisi, gubernur,” jawab petani tersebut.
Jokowi mengakui, anak muda saat ini lebih memiliki kecenderungan untuk melakukan budidaya tanaman kebun daripada pertanian.
“(Anak muda) senangnya biasanya ke melon, jagung, hidroponik gitu-gitu,” kata Jokowi.
Turut mendampingi Presiden saat berdialog dengan para petani yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.