P2AD UMS Beri Pelatihan SIA Dikdasmen se-Sukoharjo
Dalam pengelolaan keuangan perlu transparansi dan akuntabilitas.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Tim Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (PD2AD) bekerja sama dengan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) menyelenggarakan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi SIA Dikdasmen Sekolah Muhammadiyah di Auditorium Moh Djazman, Sabtu (31/12/2022).
Ketua Penyelenggara Pengabdian Masyarakat Skema P2AD Zulfikar menjelaskan latar belakang kegiatan pelatihan sendiri menurutnya sekolah di Muhammadiyah sebagian besar belum memiliki mekanisme pelaporan keuangan yang akuntabel, terbuka, dan terpercaya.
“Jadi belum ada yang memiliki standar pelaporan keuangan. Kebetulan oleh Lembaga Pembinaan dan Pengawas Keuangan (LPPK) Pimpinan Pusat menyediakan aplikasi berbasis web, sehingga kita sebagai bagian Persyarikatan Muhammadiyah bisa memanfaatkan akses yang telah disediakan. Kemudian ada kesempatan terbuka bagi tim UMS mengadakan pelatihan ini,” kata Zulfikar.
Menurut dia sekolah-sekolah yang ada di Muhammadiyah diberikan akses terbuka terkait sistem akuntansi pendidikan dasar menengah yang dikembangkan oleh LPPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mengingat hal tersebut karena berbagai macam latar belakang sekolah itu sendiri.
“Acara ini sebenarnya pelatihan dulu, kemudian dikembangkan untuk pendampingan pada sekolah, karena latar belakang mereka berbeda beda, bukan hanya dari akuntansi,” terangnya.
Zulfikar menyampaikan kegiatan lanjutan yang dilakukan yaitu pendampingan, akan melatih mahasiswa yang memiliki pendidikan yang seragam yaitu akuntansi, sehingga mereka lebih mudah memahami aplikasi ini.
“Maka setelah pelatihan, mahasiswa akan diterjunkan ke sekolah-sekolah satu atau dua mahasiswa untuk magang, kira kira 3-6 bulan sampai sekolah itu bisa mengoperasikan secara mandiri,” kata dia.
Selain itu, kegiatan juga merupakan bagian dari semangat MBKM, dengan demikian dapat bermanfaat bagi sekolah, mahasiswa, dan dosen-dosen yang tergabung dalam pengabdian masyarakat. Harapannya pelaksanaannya menjadi cerminan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Memang tidak mudah memahami SIA Dikdasmen ini, terlebih bagi peserta yang tidak memiliki latar belakang akuntansi, tapi mudah mudahan aplikasi ini familiar. Tetapi apabila peserta mengalami kesulitan, nanti akan ada pendampingan. Dalam kegiatan hari ini minimal peserta memahami dulu apa itu SIA Dikdasmen, kemudian aplikasi yang lebih implementatif nanti akan didampingi oleh mahasiswa FEB UMS,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS, Prof Anton Agus Setyawan menyampaikan, sekolah yang bergerak dalam bidang pendidikan walaupun bukan sebagai lembaga bisnis tetap harus bisa mengoperasikan pendapatan dan pengelolaan keuangan sekolah dengan baik.
“Dalam pengelolaan keuangan perlu transparansi dan akuntabilitas. Sebetulnya ini bukan hal baru, tetapi tetap harus cermat dan hal positif yang dapat diambil yaitu perkembangan sekolah Muhammadiyah secara kelembagaan harus terus berkembang, terutama dari sisi keuangan,” tegas dia.