Angin Kencang dan Gelombang Tinggi, Nelayan Kecil di Indramayu tak Melaut
HNSI Indramayu melaporkan ketinggian gelombang laut bisa mencapai 2,5 meter-4 meter.
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Kondisi cuaca buruk yang terjadi di perairan wilayah Indramayu menjadi kendala bagi nelayan kecil. Terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi dikhawatirkan dapat membahayakan para nelayan kecil apabila memaksakan diri melaut.
Menurut Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, sejumlah nelayan dengan perahu kecil di Kabupaten Indramayu sudah tidak melaut sejak 22 Desember 2022 karena kondisi cuaca buruk atau yang disebut “musim baratan” ini. Ia mengatakan, ketinggian gelombang laut bisa mencapai sekitar 2,5 meter-4 meter. Ketinggian gelombang laut tersebut dapat membahayakan kapal-kapal kecil yang berukuran di bawah lima gross tonnage (GT). “Hampir semua nelayan kecil saat ini tidak melaut karena baratan,” kata dia, Senin (2/1/2023).
Lantaran tidak melaut, kapal-kapal nelayan kecil disandarkan di kawasan pantai. Seperti terlihat di kawasan Pantai Dadap, Kecamatan Juntinyuat. Meski tengah disandarkan, kapal nelayan ini ada juga yang terdampak angin kencang atau gelombang tinggi. Bahkan, ada kapal yang terbalik setelah jangkar pengikatnya lepas terempas tiupan angin dan tingginya gelombang. “Anginnya kencang sekali, gelombangnya dua meter,” kata Kasidin, seorang nelayan di Desa Dadap.
Angin kencang dan gelombang tinggi juga dilaporkan membuat sejumlah perahu yang tengah disandarkan saling berbenturan. Akibatnya, sejumlah perahu mengalami kerusakan.
Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Edi Umaedi, terdata 21 ribu nelayan kecil di Kabupaten Indramayu. Nelayan kecil ini melaut dengan menggunakan kapal di bawah lima gross tonnage (GT). Ia mengatakan, kondisi cuaca buruk di perairan saat ini dapat membahayakan nelayan, terutama nelayan yang menggunakan kapal kecil. “Kami menganjurkan nelayan kecil untuk tidak melaut terlebih dahulu,” ujar Edi.
Bukan hanya kapal kecil. Kondisi angin kencang dan gelombang tinggi juga dilaporkan berdampak terhadap lalu lintas kapal besar yang sudah terlanjut melaut. Menurut Dedi, ada kapal besar yang berlindung sementara di pulau-pulau terdekat. Selama ini, pengguna kapal besar berlayar berbagai perairan di Indonesia. Mereka akan kembali berlayar jika kondisi cuaca sudah membaik.