Nelayan Hadapi Baratan, Koperasi Bagikan Beras Paceklik Hingga Tabungan
Saat nelayan tidak bisa melaut/paceklik, dana bantuan sosial di koperasi dibagikan.
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Nelayan kecil di Kabupaten Indramayu mengalami masa paceklik. Hal itu terjadi akibat cuaca buruk, yang dikenal dengan istilah baratan, yang membuat mereka susah melaut sehingga tidak bisa memperoleh penghasilan.
"Akibat baratan, nelayan mengalami paceklik," tutur Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, kepada Republika, Senin (2/1/2023).
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lanjut Dedi, nelayan kecil terpaksa berutang kepada pemilik kapal ataupun bakul ikan. Utang tersebut akan dibayar jika mereka sudah kembali melaut.
Dedi mengakui, pemerintah pun mengucurkan BLT bagi nelayan. Namun, tidak semua nelayan memperoleh bantuan tersebut.
"Ada juga bantuan dari koperasi-koperasi nelayan di Kabupaten Indramayu, mereka menyalurkan beras paceklik untuk membantu nelayan," ujarnya.
Dedi menjelaskan, beras itu memang disiapkan koperasi nelayan untuk menghadapi masa paceklik. Dia menyatakan, koperasi yang tempat pelelangan ikannya (TPI) aktif, pasti ada beras paceklik tersebut.
Selain bantuan beras, kata Dedi, semua koperasi nelayan saat ini juga mulai membagikan tabungan nelayan. Tabungan tersebut juga sengaja dipersiapkan sebagai simpanan guna menghadapi masa paceklik seperti sekarang.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, membenarkan, di koperasi-koperasi nelayan di Kabupaten Indramayu memang ada dana sosial yang mereka siapkan guna menghadapi masa paceklik.
"Saat nelayan tidak bisa melaut/paceklik, dana bantuan sosial di koperasi dibagikan," ujar dia.
Edi mencontohkan, pembagian beras paceklik itu seperti yang dilakukan oleh KUD Misaya Mina Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. Di daerah tersebut, nelayan setempat tidak bisa melaut sejak setengah bulan terakhir.
Pada awal tahun ini, koperasi tersebut membagikan beras paceklik sebanyak 4.500 kilogram untuk para nelayan. Tak hanya bagi nelayan, beras paceklik dari koperasi tersebut juga dibagikan kepada orang jompo, guru ngaji dan imam roatib di wilayah setempat.