Etika Chat WhatsApp dengan Guru

WhatsApp menjadi aplikasi yang banyak digunakan pelajar, sayangnya masih banyak diantara mereka yang kurang memahami etika chat WhatsApp dengan guru.

retizen /Guru BK
.
Rep: Guru BK Red: Retizen
Image: freepik.com/natanaelginting

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan orang lain, saling berkomunikasi, saling berbicara, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media sebagai perantara.


Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, seperti smartphone, dan mudahnya orang mendapatkan akses internet, membuat gaya berkomunikasi masyarakat mulai berubah.

Gaya komunikasi yang tadinya berbicara langsung dengan tatap muka, sekarang ini mulai bergeser ke komunikasi tidak langsung dengan menggunakan HP atau melalui media sosial, seperti WhatsApp.

Banyak dijumpai di kantor, perusahaan, atau di masyarakat, meskipun berjarak hanya beberapa blok atau ratusan meter, orang lebih memilih menggunakan WhatsApp daripada mendatangi langsung untuk berkomunikasi, bahkan undangan rapat pun tidak lagi memakai surat tetapi dengan WhatsApp.

Demikian halnya dalam dunia pendidikan, WhatsApp menjadi media komunikasi yang paling banyak digunakan dalam hubungan antara pelajar/mahasiswa dengan guru/dosen.

Sayangnya, masih banyak pelajar yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang etika berbicara, khususnya berkomunikasi melalui chat WhatsApp dengan guru.

Memang, WhatsApp mampu menjembatani jarak, ruang, dan waktu. Namun demikian, agar komunikasi dapat berjalan efektif, layaknya berbicara langsung dengan tatap muka, maka ada etika berbicara yang harus tetap dikedepankan.

Setidaknya ada empat syarat dalam etika berbicara; yaitu (1) berbicara pada waktu dan tempatnya, (2) berbicara jika ada perlu, (3) berbicara secukupnya; dan (4) berbicara dengan bahasa dan tutur kata yang baik.

Sejalan dengan etika berbicara tersebut, maka ketika berkomunikasi dengan guru melalui chat WhatsApp harus memperhatikan etika sebagai berikut:

1. Memilih waktu yang tepat

Guru juga manusia biasa yang membutuhkan waktu untuk bersama keluarga atau beristirahat. Pilihlah waktu yang tepat saat chat WhatsApp dengan guru, hindari mengirimkan chat di jam-jam istirahat atau waktu beribadah.

Jangan mendesak untuk segera mendapatkan balasan dengan berulangkali mengirimkan chat atau missed call, bisa jadi karena kesibukan, guru belum sempat membalasnya. Cukup chat satu kali dan tunggu balasan dengan sabar.

2. Awali dengan mengucapkan salam

Awali chat Anda dengan salam pembuka dan menyebutkan nama guru yang bersangkutan, contoh: ‘Selamat pagi Pak Budi’ atau ‘Assalamu’alaikum Pak Rahmad’.

Selain sebagai bentuk penghormatan, penyebutan identitas guru juga untuk memastikan bahwa chat Anda ditujukan untuk beliau.

3. Sebutkan identitas Anda

Tidak semua guru hafal dengan nama dan kelas peserta didiknya, apalagi nomor handphone. Sebutkan identitas Anda beserta kelas dengan lengkap setelah mengucapkan salam.

Penyebutan identitas dengan lengkap bertujuan untuk mempermudah guru mengenali Anda, dan untuk melakukan pengecekan di buku kerja jika diperlukan.

4. Utarakan maksud dan tujuan dengan singkat dan jelas

Jelaskan dengan singkat menggunakan kalimat formal dan bahasa Indonesia yang baku saat menuliskan maksud dan tujuan chat Anda kepada guru yang bersangkutan.

Hindari menggunakan singkatan, bahasa gaul, kalimat perintah, huruf yang ditebalkan, atau tanda seru. Ingat! Anda chat dengan guru bukan dengan teman bermain.

Selain untuk menghindari kesalahpahaman, penggunaan bahasa baku yang formal juga untuk menunjukkan kesopanan dan memudahkan guru memahami maksud dan tujuan dari chat WhatsApp Anda.

5. Jangan menyela chat dari guru

Hindari bersikap reaktif dengan menyela guru saat menuliskan penjelasan apa yang Anda tanyakan. Terkadang guru membutuhkan lebih dari satu chat untuk menjelaskan.

Tunggu sampai guru selesai mengetik penjelasan yang Anda tanyakan, baca dengan seksama, tanyakan ulang jika ada yang kurang jelas.

6. Akhiri chat dengan ucapan terimakasih

Setelah Anda memahami dengan jelas jawaban guru atas pertanyaan Anda, akhiri chat WhatsApp dengan ucapan terimakasih.

Berikut contoh chat WhatsApp dengan guru:

Selamat malam Pak Rahmad, saya Aditya Sulistya kelas 9A. Mohon ijin bertanya, apakah tugas matematika tadi pagi harus dikerjakan di buku tugas atau bisa dikerjakan di kertas folio. Terimakasih.

Selamat sore Pak Adi, saya Budi Santoso kelas 7B. Mohon maaf bapak, apakah saya bisa meminta ulangan susulan karena kemarin sedang sakit sehingga tidak bisa mengikuti ulangan. Terimakasih.

Assalamu’alaikum Bu Rina. Berkenaan dengan tugas Bahasa Indonesia kelompok kami, Kelompok 1 kelas 8C. Mohon ijin, kapan kami bisa menemui Ibu untuk konsultasi mengenai tugas tersebut. Terimakasih.

Salam Guru BK.

sumber : https://retizen.id/posts/195622/etika-chat-whatsapp-dengan-guru
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler