Laba Kuartalan Samsung Diprediksi Capai Titik Terendah dalam Enam Tahun
Bisnis seluler Samsung juga diperkirakan mengalami penyusutan pendapatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba kuartalan Samsung Electronics diprediksi akan anjlok 58 persen ke titik terendah dalam enam tahun karena penurunan ekonomi global yang membuat permintaan perangkat elektronik dan prospek industri chip memori meredup. Pembuat ponsel pintar dan klien lain menahan pesanan chip memori.
Di sisi lain, analis mengatakan ponsel pintar juga dijual dengan harga lebih rendah karena permintaan yang kian menurun. Samsung, sebagai pembuat chip memori, smartphone, dan TV terbesar di dunia menjadi pemimpin tren konsumsi global. Perusahaan diharapkan dapat mengumumkan laporan keuangan kuartal pada bulan ini.
Menurut Refinitiv SmartEstimate dari 21 analis, laba operasional untuk perusahaan tercatat keempat di Asia yang kemungkinan turun menjadi 5,9 triliun won atau 4,62 miliar dolar AS pada kuartal Oktober-Desember. Angka tersebut menjadi laba kuartalan terendah Samsung sejak kuartal ketiga tahun 2016 dan dibandingkan dengan laba operasi 13,87 triliun won setahun sebelumnya.
"Alasan utama dari kinerja ini adalah penurunan permintaan yang tajam. Baik pengiriman maupun harga chip dan smartphone diperkirakan turun dari ekspektasi sebelumnya," kata analis Hana Financial Investment, Kim Roko.
Rata-rata tujuh perkiraan analis menunjukkan laba operasional untuk bisnis chip Samsung kemungkinan turun 78 persen menjadi 1,9 triliun won. Chip biasanya menyumbang sekitar setengah dari keuntungan raksasa teknologi itu.
Harga beberapa chip memori DRAM yang banyak digunakan di smartphone dan PC, anjlok 40 persen sepanjang tahun. Berdasarkan data TrendForce, harga chip flash NAND yang digunakan dalam penyimpanan data, turun 14 persen.
Saingan chip memori SK Hynix dan Micron Technology telah memotong tajam investasi yang direncanakan pada tahun 2023 sebagai tanggapan atas siklus penurunan memori yang diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga paruh kedua tahun 2023.
Pada bulan Oktober, Samsung mengatakan tidak mengharapkan banyak perubahan pada investasi 2023-nya. Itu memiliki sekitar 128,82 triliun won atau 100,83 miliar dolar AS dalam bentuk tunai pada akhir September.
Bisnis seluler Samsung juga diperkirakan akan melihat keuntungan menyusut dengan perkiraan penurunan 14 persen menjadi 2,3 triliun won untuk kuartal tersebut. Menurut estimasi penyedia data Counterpoint, pengiriman handset kemungkinan mencapai 63 juta pada kuartal tersebut, termasuk 62 juta smartphone. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan 72 juta handset yang dikirimkan pada kuartal keempat tahun 2021.