Tampilkan Gambar Nabi Muhammad di Kelas, Dosen Ini Langsung Dipecat

Sebuah kampus di AS telah memecat seorang pengajarnya karena menampilkan gambar Nabi.

Aljazirah
Tolak karikatur Nabi Muhammad (Ilustrasi). Sebuah kampus di Amerika Serikat telah memecat seorang anggota pengajarnya karena menampilkan gambar yang menggambarkan Nabi Muhammad di kelas online.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Sebuah kampus di Amerika Serikat telah memecat seorang anggota pengajarnya karena menampilkan gambar yang menggambarkan Nabi Muhammad di kelas online. Tindakan itu menyebabkan kemarahan di antara beberapa mahasiswa Muslimnya.

Baca Juga


Dilansir dari The New Arab, Jumat (6/1/2023), insiden itu terjadi pada Oktober 2022 di Universitas Hamline, sebuah perguruan tinggi seni liberal di St. Paul, Minnesota, AS. Dosen itu menunjukkan lukisan abad pertengahan yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam kelas online tentang sejarah seni global.

Dosen yang namanya tidak disebutkan itu membagikan dua lukisan abad ke-14 dan ke-16 yang menggambarkan Nabi. Karya pertama adalah penggambaran abad ke-14 tentang Nabi yang menerima wahyu pertamanya dari malaikat Jibril oleh Rashid al-Din, sedangkan yang kedua adalah Nabi dengan kerudung dan halo, dilukis oleh Mustafa ibn Vali.

Meski begitu, sebelum menampilkan gambar, dosen dilaporkan mengeluarkan peringatan lisan dan tertulis mengenai isi kelas. Hal itu untuk mengingatkan siswa yang merasa tidak nyaman melihat gambar untuk meninggalkan kelas.

Penggambaran visual Nabi Muhammad dianggap dilarang oleh sebagian besar cendekiawan Muslim. Isu tersebut kemudian diangkat oleh Presiden Muslim Student Association (MSA) Aram Wedatalla yang menghadiri kelas tersebut. Wedatalla mengeluh kepada administrasi universitas dan mengatakan bahwa tindakan dosen itu tidak sopan dan menyinggung umat Islam.

"Sebagai seorang Muslim dan orang kulit hitam, saya tidak merasa menjadi bagian dari diri saya, dan saya rasa saya tidak akan pernah menjadi bagian dari komunitas di mana mereka tidak menghargai saya sebagai anggota dan mereka tidak menunjukkan rasa hormat yang sama yang saya tunjukkan kepada mereka," katanya kepada The Oracle.

Satu bulan kemudian, universitas tidak memperbarui kontrak profesor dan menyebut tindakannya tidak dapat disangkal, tidak sopan, dan masuk dalam Islamofobia. Profesor tersebut meminta maaf kepada MSA karena membuat siswa tidak nyaman dan menekankan bahwa tidak pernah bermaksud untuk tidak menghormati siswa di kelasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler