Anwar Ibrahim: Pembangunan IKN Juga akan Menguntungkan Malaysia

IKN juga akan menguntungkan negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak

AP/Achmad Ibrahim
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melambaikan tangan kepada wartawan saat bertemu di istana kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, Indonesia, Senin (9/1/2023).
Rep: Fergi Nadira B Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perencanaan pembangunan ibu kota baru Indonesia, Nusantara (IKN) di Kalimantan timur akan menguntungkan negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak. Hal ini diungkapkan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim saat berkunjung secara resmi atas undangan Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Indonesia, Senin (9/1/2023).

Anwar mengatakan, bahwa Malaysia berencana untuk melakukan upaya yang lebih positif dan agresif dalam pembangunan IKN. Malaysia bertekad investasi di berbagai bidang pada pembangunan tersebut.

Anwar dan Jokowi menyaksikan penyerahan 11 Letter of Intent (LOI) dari Malaysia kepada Indonesia atas partisipasinya dalam pembangunan IKN Nusantara. LOI ditandatangani oleh 10 perusahaan Malaysia.

Menurut Anwar, Malaysia tertarik pada pengembangan IKN Nusantara karena memiliki kepentingan di dalamnya. Hal ini mengingat kepentingan ekonomi regional ibu kota baru dan kedekatannya dengan Kalimantan.

"Kami mengambil pendekatan positif untuk menemukan cara agar pertumbuhan ibu kota negara kepulauan juga menguntungkan kawasan yang meliputi Sarawak dan Sabah,” kata Anwar dalam konferensi pers dikutip laman Channel News Asia, Senin.

Jokowi pun menyambut baik minat yang ditunjukkan oleh investor Malaysia dalam mengembangkan ibu kota baru Indonesia. "Sebelas letter of intent telah ditandatangani oleh pihak swasta Malaysia dan diserahkan kepada New Capital Authority yang meliputi bidang-bidang seperti elektronik, kesehatan, pengelolaan limbah, konstruksi, dan properti,” kata Jokowi.

Tahap pertama pembangunan Nusantara melibatkan pembangunan istana presiden, beberapa kementerian dan infrastruktur dasar seperti jalan dan perumahan. Fase ini ditargetkan selesai pada 2024, sedangkan fase akhir pembangunan IKN Nusantara ditargetkan selesai pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045.

Dalam pertemuan pada Senin, kedua pemimpin juga membahas isu-isu bilateral yang telah lama tertunda. Isu tersebur seperti perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia, masalah demarkasi tanah dan perbatasan laut serta posisi kedua negara tentang diskriminasi terhadap kelapa sawit oleh Uni Eropa.

Anwar dan Jokowi juga sepakat untuk terus bekerja sama dalam memperkuat Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang tahun ini diketuai oleh Indonesia. "Kami sepakat bahwa ASEAN harus mampu memainkan peran sentral dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan stabil,” kata Jokowi.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler