WHO Sarankan Gunakan Masker dalam Penerbangan Jarak Jauh
WHO menilai penyebaran subvarian Omicron Covid-19 terbaru terbilang cepat.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pada Selasa (10/1/2023), negara-negara harus mempertimbangkan untuk merekomendasikan agar penumpang memakai masker pada penerbangan jarak jauh. Permintaan itu mengingat penyebaran cepat subvarian Omicron Covid-19 terbaru di Amerika Serikat (AS).
Pejabat WHO dan Eropa menyatakan, subvarian XBB.1.5 terdeteksi dalam jumlah kecil di Eropa tetapi terus bertambah. Kondisi tersebut mengharuskan penumpang mempertimbangkan memakai masker dalam pengaturan berisiko tinggi seperti penerbangan jarak jauh.
"ini harus menjadi rekomendasi yang dikeluarkan untuk penumpang yang datang dari mana saja di mana ada penyebaran Covid-19 transmisi," ujar Petugas darurat senior WHO untuk Eropa Catherine Smallwood.
XBB.1.5 merupakan subvarian Omicron yang paling menular yang terdeteksi sejauh ini. Subvarian menyumbang 27,6 persen kasus Covid-19 di AS untuk pekan yang berakhir 7 Januari.
Tidak jelas apakah XBB.1.5 akan menyebabkan gelombang infeksi globalnya sendiri. Hingga saat ini para ahli kesehatan melihat vaksin masih melindungi dari gejala parah, rawat inap, dan kematian.
"Negara-negara perlu melihat basis bukti untuk pengujian pra-keberangkatan dan jika tindakan dipertimbangkan, langkah-langkah perjalanan harus diterapkan dengan cara yang tidak diskriminatif," kata Smallwood.
Tapi, Smallwood menyatakan, WHO tidak merekomendasikan pengujian untuk penumpang dari AS pada tahap ini. Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk pengawasan genomik dan menargetkan penumpang dari negara lain selama tidak mengalihkan sumber daya dari sistem pengawasan domestik. Upaya lain bisa dengan pemantauan air limbah di sekitar titik masuk seperti bandara.
XBB.1.5 adalah turunan lain dari Omicron. Subvarian ini adalah cabang dari XBB pertama kali terdeteksi pada Oktober dan merupakan rekombinan dari dua subvarian Omicron lainnya.
Kekhawatiran tentang XBB.1.5 yang memicu serentetan kasus baru di AS dan sekitarnya terus meningkat di tengah lonjakan kasus Covid-19 di China. Menurut data yang dilaporkan oleh WHO awal bulan ini, analisis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China menunjukkan dominasi sublineage Omicron BA.5.2 dan BF.7 di antara infeksi yang didapat secara lokal.