Djokovic, Favorit Australian Open yang Usung Misi Balas Dendam

Novak Djokovic kembali ke Australia Open setelah

EPA-EFE/MICHAEL ERREY
Petenis Novak Djokovic dari Serbia
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Novak Djokovic lekat dengan rekor Australian Open. Petenis ranking 5 dunia ini sudah sembilan kali juara di Melbourne, tetapi gelar ke-10 bulan ini tampaknya bakal menjadi yang paling memuaskan setelah kejadian deportasi yang dia alami setahun lalu.

Baca Juga


Setahun lalu, petenis yang saat itu menempati ranking satu dunia merupakan salah seorang yang berupaya melawan deportasi dari Australia. Penolakan petenis berusia 35 tahun itu untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 memicu pertarungan hukum tingkat tinggi yang akhirnya membuatnya diusir dari negara itu pada malam Grand Slam.

Absennya Djokovic membuat pesaing terbesarnya Rafael Nadal memenangi Australian Open untuk rekor gelar turnamen major ke-21. Beberapa orang, termasuk mantan petenis nomor satu dunia Jim Courier, merasa Djokovic adalah korban politik pada tahun pemilu di Australia.

Djokovic, yang saat itu ditahan untuk sementara waktu di pusat detensi imigrasi, kini bersiap untuk penampilan pekan depan sebagai favorit juara.

Jika juara, itu akan menjadi gelar Grand Slam ke-22, bersaing ketat dengan Nadal di puncak daftar petenis putra sepanjang masa.

Banyak orang di Australia senang melihat kembalinya Djokovic dari deportasi pada Januari 2022.

Dia menikmati dukungan kuat dari penonton saat dia mengalahkan semua lawannya di lapangan Adelaide pekan lalu untuk gelar ATP ke-92 dalam kariernya -- sejajar dengan petenis Spanyol Nadal.

"Dukungan yang saya dapatkan dalam 10 hari terakhir adalah sesuatu yang menurut saya tidak pernah saya alami terlalu sering dalam hidup saya," kata Djokovic usai memenangi Adelaide International I, seperti disiarkan AFP.

Bulan lalu...

Bulan lalu, The Sydney Morning Herald melaporkan bahwa sebuah survei menunjukkan 30 persen warga Australia mendukung Djokovic untuk diizinkan masuk ke negara itu, naik dari 14 persen pada Januari tahun lalu. Meskipun menimbulkan kontroversial, Djokovic memiliki kesempatan besar kali ini.

Ada indikasi bahwa usia dan cedera kian mengejar Nadal. Petenis berusia 36 tahun itu kalah enam dari tujuh kali pertandingan terakhirnya sejak US Open, di mana dia tersingkir di babak 16 besar saat kalah dari Frances Tiafoe.

Roger Federer tidak lagi ada dalam peta pertarungan, setelah pensiun tahun lalu, dan petenis nomor satu dunia Carlos Alcaraz mundur dari Australian Open karena cedera.

Danill Medvedev, finalis yang kalah pada 2001 dan 2022, adalah ancaman paling nyata selain Nadal, setelah mengalahkan Djokovic di final US Open 2021 untuk memenangi satu-satunya gelar major-nya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler