Renovasi Venue Piala Dunia U20 di Solo Ditarget Rampung Akhir Maret

Akan ada beberapa perbaikan serta peningkatan kualitas sarana venue.

Muhammad Noor Alfian
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengungkap pengerjaan venue Piala Dunia U20 sudah dimulai per Kamis (12/1/2023).
Rep: c02 Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Setelah adanya inspeksi mendadak dan evaluasi venue untuk Piala Dunia U20 dari FIFA Rabu (11/1/2023), Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, menargetkan perbaikan seluruh venue rampung pada akhir Maret.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming mengatakan, akan ada beberapa perbaikan serta peningkatan kualitas. Namun menurut dia perbaikan tersebut sifatnya hanya minor. "Tidak ada keluhan yg besar, cuma penambahan fasilitas saja. Pekan keempat Maret selesai, ini wis mulaine, timeline-nya wis mulai," kata Gibran, Kamis (12/1/2023).

Perbaikan akan meliputi lima venue. Mulai dari Stadion Manahan dan empat lapangan pendukung yakni Stadion Sriwedari, Lapangan Kota Barat, Sriwaru, dan Banyuanyar.

Gibran mengatakan untuk segi panitia dan lain-lain, tuan rumah dari tingkat kota mempunyai kewajiban atas itu. Namun, apabila menyangkut soal konstruksi hal tersebut akan digarap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

"Untuk Piala Dunia U20 ini semua tuan rumah, kota-kota tuan rumah, punya kewajiban masing-masing untuk panitia dan lain-lain. Tapi untuk konstruksi semuanya dari PUPR," katanya.

Sedangkan perbaikan yang akan dilakukan dimulai dari peningkatan kualitas rumput hingga toilet yang ada di setiap venue. "Ada peningkatan kualitas rumput, pagar, lampu, CCTV, toilet, itu saja," terang dia.

Kadispora Solo, Rini Kusumandari lebih lanjut menambahkan, ada beberapa catatan evaluasi dari FIFA. Namun, hal tersebut hanya perlu beberapa penyesuaian sederhana.

"Harus melepas pagar penghargaan pada tribun. Pergeseran pintu gerbang luar agar sejajar dengan pintu masuk pemain. Untuk rumput selalu terawat. Hanya penyesuaian kecil saja, nggak terlalu banyak," ungkap Rini.

Dari segi kelistrikan, pihak FIFA menginginkan kenaikan daya hingga 630 kVA. Hal ini untuk menunjang seluruh beban puncak pemakaian daya listrik.

"Sekarang 555 kilovolt-ampere (kVA) sudah cukup. Tapi kalau semua menggunakan peralatan, lha itu nanti akan membutuhkan listrik 630 kVA," katanya.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler