Menjijikkan, Tren Pakai Darah Haid untuk Masker Wajah Viral di Tiktok

Tak ada bukti klinis darah haid bisa memberikan manfaat untuk merawat kulit.

www.freepik.com
Tren pakai darah haid untuk masker wajah viral di Tiktok. (ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagi beragam tips unik dan menarik kini menjadi hal lumrah Tiktok. Namun, tak semua tips yang viral di media sosial (medsos) tersebut patut untuk ditiru.

Baca Juga


Salah satu tren kecantikan viral di Tiktok yang harus dihindari adalah masker wajah dari darah haid atau menstruasi atau yang dikenal dengan period blood face mask. Dalam beberapa bulan ke belakang, beberapa pengguna Tiktok membuat konten mengenai tren ini dan mengeklaim bahwa masker wajah dari darah menstruasi dapat memperbaiki kulit wajah, membuat kulit wajah lebih halus, bahkan menyembuhkan jerawat mereka.

Tak hanya digunakan sebagai masker wajah, seorang pengguna Tiktok bahkan mengaplikasikan darah menstruasi pada area kulitnya yang baru ditato. Dia mengeklaim upaya tersebut dapat membantu proses pemulihan kulitnya.

"Manfaat awal yang saya lihat (setelah menggunakan masker wajah darah menstruasi) adalah kulit lebih kencang, bercahaya, dan tampilan jerawat atau noda memudar," jelas pengguna Tiktok, Michela Ferullo, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (10/1/2023) waktu setempat.

Untuk masker wajah, Ferullo biasanya mengambil darah menstruasi yang segar lalu dioleskan ke seluruh wajahnya yang telah bersih. Dia mendiamkan "masker" tersebut selama 20 menit sebelum kemudian membilasnya. Setelah itu, Ferullo biasanya melanjutkan perawatan kulit dengan melakukan rutinitas perawatan yang biasa dia lakukan.

Hingga saat ini, tagar #periodbloodfacemask sudah ditonton lebih dari 4,7 juta kali di Tiktok. Sedangkan video yang mempromosikan masker wajah darah menstruasi sebenarnya telah beredar sejak 2020. Akan tetapi, tren ini baru mulai viral di penghujung 2022.

Meski sebagian pengguna Tiktok menunjukkan ketertarikan untuk mencoba, tak sedikit pula yang justru menunjukkan rasa jijik terhadap tren masker wajah darah menstruasi. Tak sedikit pula orang yang memanfaatkan tagar #periodbloodfacemask namun mengunggah cara merawat kulit wajah dengan menggunakan sebuah produk eksfoliasi yang memiliki warna seperti darah.

Dari segi kesehatan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Inggris, dr Stephanie Hack, turut mengomentari tren tersebut. Pendiri Lady Parts Doctor Podcast ini mengingatkan bahwa darah menstruasi terdiri dari tiga hal yakni darah, cairan vagina, dan sel-sel serta cairan dari lapisan endometrium uterus.

Dr Hack mengatakan, darah menstruasi memang mengandung mineral, nutrisi, dan juga sel punca. Namun, bukan berarti darah menstruasi bisa serta-merta dijadikan alat untuk merawat kulit wajah.

Ada banyak ahli dermatologi yang menyangsikan klaim dari para pengguna Tiktok mengenai manfaat masker wajah darah menstruasi yang mereka rasakan. Dari segi ilmiah pun, tak ada bukti klinis dan informasi medis yang membuktikan bahwa darah menstruasi bisa memberikan manfaat untuk merawat kulit.

"Informasi medis yang kita ketahui mengindikasikan bahwa (manfaat tersebut) tak mungkin terjadi," ujar ahli dermatologi dr Ava Shamban.

Menurut dr Shamban, orang-orang yang membuat konten mengenai masker wajah darah menstruasi merupakan orang-orang yang rela melakukan apa pun demi bisa terkenal atau viral. Tujuan mereka hanyalah popularitas namun tak memedulikan dampak buruk yang mungkin terjadi pada para penonton.

Dr Shamban menambahkan, darah sebenarnya bisa dimanfaatkan dalam perawatan kulit. Namun, darah yang dimaksud bukanlah darah menstruasi. Bagian darah yang bisa digunakan untuk perawatan kulit adalah plasma darah yang telah diperkaya dengan trombosit atau platelet rich plasma (PRP) dan fibrin yang diperkaya dengan trombosit atau platelet rich fibrin (PRF).

Terapi PRP dan PRF telah dipelajari dan didiskusikan dengan mendalam dan terbukti mampu memberikan manfaat dalam penyembuhan dan antipenuaan. Namun, PRP dan PRF ini hanya bisa diambil dari mesin-mesin khusus yang ada di klinik dermatologi.

"Untuk PRP, darah diambil secara steril dan disentrifugasi untuk memisahkan lapisan PRP-nya yang kaya akan faktor pertumbuhan, faktor pertumbuhan yang terkonsentrasi pada PRP ini yang diaplikasikan ke kulit," kata ahli dermatologi dr Hadley King.

Praktik pengaplikasian darah menstruasi ke wajah juga bisa memunculkan risiko kesehatan. Seperti diketahui, darah menstruasi juga memuat cairan vagina, lapisan endometrium, bakteri, jamur, hingga mikroba lain. Oleh karena itu, darah menstruasi bisa menjadi sarana untuk mentransfer bakteri atau mikroba lain yang mungkin memicu masalah kesehatan ke kulit.

"Tak ada studi ilmiah yang membuktikan keamanan dari masker darah menstruasi," ujar dr Hack.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler