Usai Terlindas Mesin Pembajak Salju, Mungkinkah Jeremy Renner Kembali Bintangi Film Laga?
Keluarga mengabarkan Jeremy Renner mampu mencapai seluruh target pemulihan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Jeremy Renner yang terkenal memerankan Hawkeye di film-film Marvel Cinematic Universe kini tengah dalam tahap pemulihan setelah cedera parah. Bintang Avengers itu mengalami kecelakaan terlindas mesin pembajak salju pada Ahad (1/1/2023).
Kala itu, Renner membantu salah satu anggota keluarganya membebaskan mobil yang terjebak di tumpukan salju yang turun pada malam sebelumnya. Pemeran berusia 52 tahun itu nyaris tewas, namun berhasil diselamatkan.
Renner dikabarkan mengalami trauma dada tumpul dan cedera ortopedi. Banyak orang bertanya-tanya mengenai kelanjutan karier Renner sebagai bintang laga lantaran luka sang aktor cukup parah.
Asisten profesor kedokteran darurat di Rumah Sakit Lenox Hill, New York City, Amerika Serikat, Robert Glatter, menyampaikan pendapatnya terkait hal itu. Saat ini, pemulihan Renner di unit perawatan intensif Pusat Medis Regional Renown di Reno, Nevada, AS, dikabarkan berjalan baik.
Tetap saja, Glatter menyampaikan Renner harus melalui rehabilitasi ekstensif dan berpotensi mengalami nyeri kronis. Renner sudah menjalani operasi pada 2 Januari 2023 dan lanjut memulihkan diri di unit perawatan intensif.
Pada 3 Januari, Renner membagikan swafoto di Instagram. Dia tampak berbaring di ranjang unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit dengan wajah memar dan memakai selang pernapasan.
Sejak itu, secara berkala Renner maupun keluarganya membagikan kabar kemajuan dan pemulihan sang aktor. Menurut Glatter, kemajuan yang dicapai Renner sangat bagus, terutama mengingat kecelakaan itu bisa berakibat fatal.
"Ditabrak oleh mesin berat dengan bobot hampir 15.000 pon (sekitar 6.800 kilogram) mungkin tidak hanya mengancam jiwa, tetapi juga bisa mengakhiri hidup. Fakta bahwa Renner telah bertahan dan membuat kemajuan yang baik sejauh ini tentu menggembirakan," ujarnya.
Glatter menginformasikan, cedera dalam insiden seperti yang dialami Renner dapat mencakup patah tulang panjang (tulang paha), patah tulang rusuk multipel, flail chest (sebagian rusuk terpisah dari dinding dada), memar paru, pneumotoraks (paru-paru kempes), dan kontusio jantung (komplikasi trauma dada tumpul), dengan kemungkinan sternum (tulang dada) patah.
Kemungkinan hemothorax (adanya darah di rongga dinding dada) juga sering menjadi perhatian. Adapun memar yang terlihat di bawah mata Renner dalam beberapa fotonya (kerap disebut mata rakun) berpotensi menunjukkan cedera seperti patah tulang tengkorak basilar akibat trauma kepala.
Menurut Glatter, tim yang menangani Renner tidak boleh mengesampingkan patah tulang wajah sebagai sumber memar dan pembengkakan wajah. Glatter membagikan pendapatnya mengenai perawatan yang dapat dilakukan Renner saat dia pulih dan merehabilitasi, serta potensi efek jangka panjang dari cederanya.
Pemulihan dari patah tulang paha atau tibia (kaki bagian bawah) dengan alat fiksasi eksternal dengan pin dapat diperpanjang dan memerlukan terapi fisik selama beberapa bulan. Sementara, pemulihan pascafiksasi dan pembedahan untuk patah tulang di tubuh bagian bawahnya dapat menyebabkan nyeri kronis dan sindrom nyeri regional kompleks (CRPS) yang memengaruhi lama kesembuhan.
Dokter yang menangani para atlet di Olimpiade Rio 2016 itu mengatakan tim medis yang merawat Renner akan selalu memantau kemajuannya dalam banyak hal. Termasuk, mengevaluasi pemulihan fungsi tubuh, tingkat nyeri, dan kebutuhan akan pengobatan nyeri. Dari itu semua, baru bisa dipertimbangkan soal Renner kembali membintangi tayangan laga.
"Risiko rasa sakit jangka panjang atau kronis akibat semua cederanya menghadirkan tantangan berkelanjutan untuk rehabilitasi. Meskipun demikian, kemampuannya untuk kembali berakting akan ditentukan oleh bagaimana kemajuan rehabilitasinya," kata Glatter, dikutip dari laman Fox News, Jumat (13/1/2023).