Dear Boss, 49 Persen Pekerja Harapkan Bonus Tahun Ini

Pekerja berharap bonus yang diterima antara 20 persen hingga lebih dari gaji.

Google
Pekerja profesional (ilustrasi). Berdasarkan laporan Salary Survey 2023 dari Robert Walters, sebabgak 49 persen tenaga kerja profesional mengharapkan adanya bonus pada tahun ini. Hal tersebut diharapkan meskipun belum mendapatkan konfirmasi akan adanya bonus dari perusahaan.
Rep: Rahayu Subekti Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan laporan Salary Survey 2023 dari Robert Walters, sebabgak 49 persen tenaga kerja profesional mengharapkan adanya bonus pada tahun ini. Hal tersebut diharapkan meskipun belum mendapatkan konfirmasi akan adanya bonus dari perusahaan.

"Untuk besarannya, 55 persen pekerja berharap bonus yang diterima berkisar antara 20 persen hingga lebih dari gaji pokok yang diberikan," kata kata Country Manager Robert Walters Indonesia, Eric Mary dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (13/1/2023).

Tak hanya soal bonus saja, perusahaan juga dapat memenangkan karyawan dengan menunjukkan kondisi stabilitas perusahaan dan kultur kerja yang bermakna. Eric menuturkan, opsi kerja secara remote dan fleksibel juga akan menjadi nilai tambah.

"Ini (opsi kerja secara remote dan fleksibel) sehubungan dengan banyaknya permintaan akan opsi ini pada 2023," ucap Eric. 

Dalam survei tersebut, sebanyak 88 persen tenaga kerja profesional berharap perusahaan mempertimbangkan faktor biaya hidup. Khususnya untuk menentukan kenaikan gaji dan bonus pada tahun ini.

Beberapa ulasan penting lainnya dalam survei tersebut yakni 76 persen tenaga kerja profesional akan mencari pekerjaan baru pada 2023. Lalu 84 persen tenaga kerja profesional merasa yakin tentang peluang kerja di sektor mereka.

Selanjutnya, 66 persen tenaga kerja mengakui kemajuan karir adalah faktor utama yang mereka cari untuk berganti pekerjaan. Lalu 87 persen tenaga kerja profesional mengharapkan kenaikan gaji pada tahun 2023

Sebanyak 37 persen tenaga kerja profesional berharap jumlah kenaikan gaji sebaiknya minimum enam persen atau lebih dari tingkat inflasi. Lalu 47 persen pekerja profesional berharap kenaikan gaji yang diberikan perusahaan berkisar antara 6 sampai 10 persen. Sementara, 29 persen pekerja profesional lainnya mengaku memilih untuk tidak meminta kenaikan gaji karena takut akan mempertaruhkan pekerjaan yang dimiliki.

Lalu ulasan penting dari pemilik perusahaan yakni, sebanyak 83 persen perusahaan mengungkapkan akan memberikan kenaikan gaji kepada karyawannya pada 2023. Rata-rata kenaikan gaji untuk para pekerja yang berharap pergantian kerja diperkirakan berkisar antara 20 dampai 30 persen.

"Di mana peningkatan yang lebih tinggi dapat terjadi pada posisi dan kompetensi yang khusus dan langka dimiliki," kata Eric.

Lalu sebanyak 68 persen perusahaan memperkirakan kenaikan biaya hidup akan menjadi isu utama dalam negosiasi gaji dan mempersulit perusahaan dalam mempertahankan karyawan. Sementara 78 persen perusahaan akan memberikan rata-rata kenaikan gaji melebihi inflasi

Selain itu juga 86 persen perusahaan mengaku faktor inflasi menjadi faktor utama perusahaan dalam memberikan kenaikan gaji dalam 12 bulan ke depan. Lalu 64 persen perusahaan akan mempertimbangkan untuk memberikan bonus karyawan

Selanjutnya, 88 persen perusahaan mengkhawatirkan kesulitan mencari kandidat berkualitasa atau memiliki kompetensi yang dicari. Lalu, 48 persen perusahaan menyatakan kekurangan terbesar khususnya berasal dari level manajer. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler