Pangeran Harry Potong Buku Spare dari 800 Jadi 400 Halaman, Takut tak Dimaafkan Kerajaan?
Menurut Pangeran Harry jika semua bagian diterbitkan, maka bisa menjadi dua buku.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry mengatakan, telah memangkas isi memoar Spare sebelum diterbitkan. Dia memilih untuk tidak menerbitkan detail tertentu karena tahu keluarga Kerajaan Inggris tidak akan pernah memaafkannya jika bagian tersebut dipublikasikan.
Dilansir laman Deadline pada Sabtu (14/1/2023), dalam sebuah wawancara baru, Harry mengatakan kepada surat kabar Inggris The Daily Telegraph bahwa transkrip awal Spare dua kali lebih panjang dari draf akhir. Menurut dia, semua itu bahkan bisa terbit menjadi dua buku.
"Draf pertama berbeda. Tadinya 800 halaman, dan sekarang lebih sedikit menjadi 400 halaman. Itu bisa menjadi dua buku. Bagian yang sulit adalah mengeluarkan semuanya," kata dia kepada surat kabar itu.
Harry mengatakan, banyak hal telah terjadi antara dia dan sang ayah, Raja Charles; serta saudara laki-lakinya, Pangeran William; yang dia ingin dunia tidak perlu mengetahuinya. "Saya tidak berpikir mereka akan pernah memaafkan saya (jika bagian tersebut dipublikan-Red)," kata dia.
Buku Spare dari Pangeran Harry dirilis pada Selasa (10/1/2023), setelah beberapa sebelumnya potongan buku tersebut bocor dan mendapat sorotan banyak media. Buku itu juga mulai dijual sebelum waktunya di Spanyol.
Pada Jumat (13/1/2023), The Guinness World Records mencatat Spare sebagai buku non-fiksi dengan penjualan tercepat sepanjang masa. Buku itu terjual sebanyak 1,43 juta eksemplar pada hari pertama penjualannya di Inggris, AS, dan Kanada. Rekor sebelumnya dipegang oleh buku Barack Obama A Promised Land yang terjual 887 ribu eksemplar pada hari peluncurannya.
Dalam buku Spare, Pangeran Harry membahas secara rinci mengenai pengalaman dan keluarganya, mulai dari trauma atas kematian ibunya, perjuangan kesehatan mentalnya, hingga putusnya hubungan dengan keluarganya. Selama wawancara dengan The Telegraph, Pangeran Harry juga menegaskan bahwa buku tersebut bukan bermaksud untuk menyerang Kerajaan Inggris tetapi untuk membantu institusi kerajaan berkembang.
"Ini bukan tentang mencoba meruntuhkan monarki, ini tentang mencoba menyelamatkan mereka dari diri mereka sendiri," kata Harry.