Skandal Dokumen Delaware Jadi Cacat Politik Joe Biden Sebelum Pemilu 2024

Joe Biden akan maju kembali dalam pemilihan presiden 2024.

EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden AS Joe Biden menanggapi pertanyaan dari media tentang dokumen rahasia gelombang kedua yang ditemukan oleh para pembantunya, menyusul sambutannya tentang ekonomi di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di kampus Gedung Putih di Washington, DC, AS, 12 Januari 2023 Kumpulan dokumen rahasia kedua ditemukan di garasi kediaman presiden di Delaware, kata Gedung Putih pada 12 Januari.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Terungkapnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyimpan dokumen rahasia saat ia menjabat wakil presiden di rumahnya di Delaware menimbulkan masalah politik baginya dan Partai Demokrat. Masalah ini muncul tepat ia akan mengumumkan maju kembali Pilpres 2024.

Baca Juga


Biden memulai 2023 dengan cukup baik. Partai Demokrat mendapatkan hasil yang memuaskan di pemilu sela, inflasi mulai turun dan perpecahan di Partai Republik yang memaksa oposisi itu waktu berhari-hari untuk memilih ketua House of Representative.

Presiden itu siap menaiki gelombang tersebut dengan mengumumkan akan maju lagi dalam pemilihan presiden. Pada Ahad (15/1/2023) salah seorang sumber mengatakan pengumuman itu mungkin akan disampaikan bulan depan setelah pidato kenegaraan pada 7 Februari.

Namun pada Kamis (12/1/2023) lalu Jaksa Agung Merrick Garland menunjuk penasihat khusus untuk menyelidiki pengelolaan dokumen rahasia Pemerintah Biden. Hal ini menetralisir kemampuan Demokrat mengincar mantan presiden Donald Trump yang sejauh ini kandidat terkuat dari Partai Republik, mengenai dokumen rahasia.

"Pada dasarnya ini hadiah yang besar untuk Trump," kata mantan penasihat politik mantan presiden Barack Obama, David Axelrod.

Axelrod mengatakan, perkembangan terbaru merupakan hal "memalukan" sebab Biden mengkritik Trump setelah FBI menemukan dokumen rahasia di kediaman mantan presiden itu selama penggeledahan dengan perintah pengadilan.

"Ini sedang berlari di sini dan ia memiliki banyak momentum dan ini rintangan di jalan," kata Axelrod.

Setelah staf Biden menemukan dokumen rahasia di kediamannya di Delaware termasuk di garasi dan di sebuah kantor think tank di Washington, penasihat Biden mengatakan ia menemukan lima halaman tambahan dengan tanda rahasia di kediaman presiden.

Gedung Putih berjanji bekerja sama dengan penyelidikan Departemen Kehakiman dan mengatakan dokumen-dokumen itu tidak sengaja disimpan di tempat yang salah. Gedung Putih menolak memberikan penjelasan lebih lanjut dan merujuk Departemen Kehakiman.

Pada September lalu, Biden menyebut kegagalan Trump mengelola dokumen rahasia "sangat tidak bertanggung jawab." Mantan presiden itu merespons perkembangan terbaru di media sosialnya, Truth Social. Ia mempertanyakan kapan rumah Biden akan digeledah. Trump sudah mengumumkan akan maju dalam pemilihan presiden berikutnya tahun lalu.

Biden berhasil mendorong legislasi infrastruktur, perubahan iklim, dan respons negara-negara demokratis pada invasi Rusia ke Ukraina di Kongres. Tapi angka kepuasan pemilih kurang baik dan banyak kekhawatiran mengenai usianya pada 2024.

"Ini distraksi Gedung Putih tepat saat mereka mulai mendapatkan momentum," kata strategis Partai Republik dan mantan juru bicara presiden George W Bush, Alex Conant.

"Ini menunjukkan, Biden seperti hipokrat raksasa, jelas kegagalan Trump mengelola materi rahasia merupakan masalah yang belum dijawab dengan baik oleh Republik sampai pekan ini," tambahnya.

Pakar hukum menekankan perbedaan antara kasus Trump dan Biden. Trump menolak mengembalikan dokumen-dokumen pemerintah dan sekitar 100 dokumen bertanda rahasia yang ditemukan di rumah. Penasihat komunikasi Demokrat yang menolak disebutkan namanya mengatakan, masalah ini menimbulkan pertanyaan dari pemilih mengenai kompetensi Biden.

"Dugaan saya ketika guncangan masalah ini mereda dibandingkan saat ini, tapi saat ini sangat menyakitkan," katanya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler