Data Ekonomi China akan Pengaruhi Pasar Asia 

Ekonom memprediksi pertumbuhan China hanya 2,8 persen.

AP/Andy Wong
Warga menikmati berseluncur di Danau Houhai yang membeku di Beijing, Senin, 16 Januari 2023. Serangkaian data ekonomi papan atas dari China, termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat dinilai akan menjadi sorotan di Asia pada hari ini, Selasa (17/1).
Rep: Iit Septyaningsih Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Serangkaian data ekonomi papan atas dari China, termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat dinilai akan menjadi sorotan di Asia pada hari ini, Selasa (17/1/2023). Jumlahnya diperkirakan tidak akan bagus.

Baca Juga


Meski begitu, ini tidak berarti sentimen investor dan aset berisiko akan secara otomatis melemah. Investor mungkin menganggap angka-angka ini melihat ke belakang, atau bertaruh mereka akan memacu stimulus dan kebijakan ramah pertumbuhan dari Beijing.

Hanya saja dilansir Reuters pada Selasa (17/1/2023) itu memang terlihat seperti PDB Q4, serta data penjualan ritel Desember, investasi dan produksi industri bakal mengonfirmasi ekonomi terbesar kedua di dunia yang berakhir tahun lalu dengan pijakan sangat lemah. Untuk derajat berbeda-beda, semua diharapkan lebih lembut dari tindakan sebelumnya. 

PDB diperkirakan akan berkontraksi 0,8 persen dari kuartal tiga, sehingga memberikan pertumbuhan tahunan hanya 1,8 persen pada periode Oktober sampai Desember. Lalu penjualan ritel diperkirakan turun 8,6 persen.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperhitungkan ekonomi China tumbuh 2,8 persen tahun lalu secara keseluruhan, dan akan pulih menjadi 4,9 persen tahun ini. Transisi dari kebijakan nol Covid yang ketat dalam beberapa tahun terakhir akan sulit dalam waktu dekat karena lonjakan infeksi. 

Pihak berwenang mengatakan pada Sabtu hampir 60 ribu orang dengan Covid meninggal di rumah sakit antara 8 Desember dan 12 Januari. Analis di UBS telah mencoba mengukur dampak pembukaan kembali China terhadap pasar karena harga investor dalam pemulihan yang akan datang. 

 

Mereka menganggap itu menyumbang sekitar setengah dari 70 persen reli pasar baru-baru ini yang dapat dikaitkan dengan faktor makro. Mereka memperkirakan harganya sekitar 50 persen hingga 70 persen.

Berikutnya, data harga rumah pada Senin menunjukkan sektor ini terus melemah hingga Desember karena wabah baru Covid-19 menekan permintaan. Harga rumah baru turun bulan ke bulan selama lima bulan berturut-turut, dan harga tahun ke tahun turun selama delapan bulan berturut-turut.

Mungkin tidak mengherankan, yuan pada Senin membukukan penurunan terbesar sejak akhir November. Mungkin karena jeda, setelah naik hampir 10 persen dalam tiga bulan dari awal November ke level tertinggi tujuh bulan.

Sementara, saga di pengembang properti China yang diperangi, Evergrande, berubah lagi pada Senin ketika dikonfirmasi bahwa auditornya PricewaterhouseCoopers telah mengundurkan diri karena berbagai hal yang berkaitan dengan tahun fiskal 2021. Tiga perkembangan utama yang dapat memberikan lebih banyak arah ke pasar pada Selasa di antaranya PDB China (Q4), penjualan ritel, hasil industri, investasi (Desember). Lalu Forum Ekonomi Dunia (Davos, Swiss) serta Fed's Williams yang berbicara.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler