Pengawas Nuklir PBB Yakin Tentang Perlindungan di Zaporizhzhia

Pengawas nuklir optimistis bakal membuat kemajuan dalam kesepakatan zona aman

Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) optimistis bakal membuat kemajuan dalam kesepakatan zona aman di sekitar pabrik pembangkit listrik tenaga nuklir, Zaporizhzhia.
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) optimistis bakal membuat kemajuan dalam kesepakatan zona aman di sekitar pabrik pembangkit listrik tenaga nuklir, Zaporizhzhia. Hal ini ia katakan ketika berkunjung ke Ukraina pada Senin (16/1/2023) waktu setempat.

Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengakui bahwa menengahi perundingan zona perlindungan di pabrik yang dikendalikan Rusia di Ukraina memang harus memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. "Tidak seorang pun ingin memiliki zona ini jika dianggap keuntungan militer untuk satu pihak atau lainnya, dan saya berusaha meyakinkan semua orang bahwa ini bukan masalahnya," katanya mengutip kantor berita Reuters, Selasa (171/2023). "Ini tentang mencegah kecelakaan nuklir," imbuhnya.

Maret tahun lalu, pasukan Rusia merebut pabrik terbesar Eropa era Soviet itu. Kendali Rusia di sana telah berulang kali mendapat kecaman dalam beberapa bulan terakhir karena menimbulkan kekhawatiran akan bencana nuklir.

"Situasi di sekitar pabrik terus menjadi sangat, sangat berbahaya," kata Grossi. "Kecelakaan nuklir, kecelakaan dengan konsekuensi radiologis yang serius, bukanlah keinginan siapa pun," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Rusia meremehkan kunjungan IAEA ke Ukraina. "IAEA tidak memiliki undang-undang, atau teknologi, atau kemampuan lain untuk mencegah bencana nuklir jika terjadi serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir," kata Renat Karchaa, penasihat CEO organisasi energi negara Rusia Rosenergoatom pada Selasa (17/1/2023).

"Oleh karena itu, dari sudut pandang ini, kehadiran inspektur IAEA di semua pembangkit listrik tenaga nuklir tidak efektif dan sebagian besar bermotivasi politik," ujarnya menambahkan.

Grossi melakukan kunjungan keenamnya ke Ukraina sejak invasi Rusia di Ukraina pada Februari tahun lalu. Tujuan kunjungannya adalah mengimplementasikan rencana kehadiran pakar keselamatan nuklir secara terus-menerus di semua fasilitas nuklir Ukraina.

Dia mengunjungi pabrik Ukraina Selatan di dekat kota Yuzhnoukrainsk, sekitar 220 km selatan Kiev. Grossi juga dijadwalkan untuk mengunjungi pabrik di Chernobyl dan Rivne.

Ia membentuk tim ahli IAEA yang terdiri dari dua orang di setiap fasilitas. IAEA mengatakan sudah memiliki kehadiran permanen hingga empat ahli di Zaporizhzhia, dan tim beranggotakan dua orang juga diharapkan berada di pabrik Khmelnitsky.

Grossi mengatakan pekan lalu bahwa pembicaraan dengan Kiev dan Moskow menjadi lebih rumit karena tidak hanya melibatkan diplomat, tetapi juga perwira militer. Sedangkan Moskow dan Kiev saling menuduh menembaki fasilitas Zaporizhzhia.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler