Dua Nikmat yang Dapat Membuat Manusia Merugi

Manusia hidup di dunia ini dengan banyak nikmat di dalamnya.

Piqsels
Dua Nikmat yang Dapat Membuat Manusia Merugi
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia hidup di dunia ini dengan banyak nikmat di dalamnya, seperti nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang. Namun, kedua nikmat inilah yang kebanyakan manusia merugi di dalamnya.

Baca Juga


Manusia akan merugi karena tidak bisa memanfaatkan nikmat sehat dan nikmat waktu senggang itu dengan baik. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, Rasulullah Saw bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia merugi di dalamnya, yaitu sehat dan waktu luang.”  (HR Bukhari 6412).

Dikutip dari buku Oase Iman karya Abdul Hamid Al-Bilali, Ibnu Baththal menjelaskan bahwa makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidak akan berada dalam waktu luang sampai ia tercukupi dan badannya sehat. Maka, barang siapa mendapatkan hal itu hendaknya bersemangat agar tidak rugi dengan meninggalkan syukur atas nikmat yang diberikan kepadanya, dan di antara bentuk  syukur kepada Allah adalah dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

“Barang siapa yang lalai atas hal itu, maka ia merugi,” jelas Ibnu Baththal.

Sedangkan Ibnu al-Jauzi dalam kitab Fathul Bari mengatakan, adakalanya manusia sehat namun tidak memiliki waktu luang karena kesibukannya mencari penghidupan dan kadang ia berkecukupan tapi tidak sehat. Maka, menurut Ibnu al-Jauzi, jika terkumpul keduanya namun dikalahkan oleh rasa malas untuk menjalankan ketataan, maka ia merugi.

Hal itu karena dunia adalah ladang akhirat, di dalamnya perniagaan yang labanya akan terlihat di akhirat. Maka, barang siapa menggunakan waktu luang dan masa sehatnya dalam ketaatan kepada Allah, ia akan maghbuth, yaitu menjadi orang yang membuat orang lain iri tanpa mengharap nikmat lenyap dari orang tersebut.

“Dan barang siapa yang menggunakannya dalam kemaksiatan kepada Allah, maka ia maghbun (merugi),” katanya dikutip dari kitab Fathul Bari.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler