Bank Mandiri Pertimbangkan Naikkan Suku Bunga Secara Bertahap
LDR Bank Mandiri berada pada level 81,16 persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga secara bertahap. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah mengerek suku bunga acuan BI-7DRR sebesar 25 bps ke angka 5,75 persen pada Januari 2023.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rudi As Aturridha mengatakan kenaikan ini juga telah sejalan dengan proyeksi Bank Mandiri. Menurutnya, kebijakan BI telah diantisipasi oleh industri termasuk perbankan.
"Dalam merespon kebijakan tersebut, Bank Mandiri telah dan akan secara bertahap dan terukur melakukan kajian penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, kondisi pasar serta dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit," kata Rudi kepada Republika.co.id, Jumat (20/1/2023).
Rudi mengatakan keputusan BI itu merupakan langkah lanjutan front loaded, preemtive dan forward looking bank sentral guna memastikan inflasi inti. Langkah tersebut juga bertujuan memperkuat stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Secara umum, Rudi memproyeksikan bank-bank akan secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit. Meski demikian. Rudi tetap optimistis penyaluran kredit akan tetap meningkat seiring dengan kondisi bisnis dan perekonomian yang terus tumbuh pada 2023.
Bank Mandiri akan terus mengkaji serta memonitor kecukupan likuiditas dari waktu ke waktu secara prudent dan optimal. Namun, dalam mengeksekusi strategi pendanaan tersebut, Bank Mandiri akan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain opsi intrumen yang tersedia, timing yang tepat, serta kondisi pasar.
Sebagai gambaran, hingga November 2022 posisi likuiditas Bank Mandiri berada di level yang optimal dengan LDR (bank only) berada pada level 81,16 persen. Tercatat, pada periode yang sama, DPK berhasil tumbuh sebesar 13,95 persen (YoY) menjadi Rp 1.125,05 triliun dengan Kredit yang tumbuh 12,46 persen (YoY) menjadi sebesar Rp 920,43 triliun.