Produsen Tempe Harap Sabar, Subsidi Kedelai Masih dalam Pembahasan

Pemerintah belum resmi akan memberikan bantuan subsidi kedelai tahun ini.

Republika/Wihdan Hidayat
Pengerajin mengemas kedelai di pabrik tempe Muchlar, Bantul, Yogyakarta. Pemerintah belum bisa memastikan keputusan terkait ada tidaknya subsidi kedelai pada 2023. (ilustrasi)
Rep: Deddy Darmawan Nasution Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) menjelaskan, rencana perpanjangan program subsidi kedelai di tahun ini masih dalam pembahasan. Dengan kata lain, pemerintah belum resmi bakal memberikan bantuan tersebut. 

Baca Juga


Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menuturkan ihwal penetapan kebijakan tersebut masih baru akan dibahas dalam rapat koordinasi teknis antar eselon satu lintas kementerian lembaga. Selanjutnya, ditetapkan dalam rapat koordinasi terbatas atau Rakortas di Kementerian Koordinator Perekonomian.

"(Kapan rapat) tunggu Kemenko," kata Arief kepada Republika, akhir pekan ini. 

Deputi Bidang ketersediaan dan Stabilitasi NFA, I Gusti Ketut Astawa, menambahkan, jika subsidi itu jadi, pendanaan subsidi akan menggunakan anggaran yang tersedia dalam Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BU BUN) Kementerian Keuangan. 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, mengaku telah mengusulkan agar subsidi kedelai kembali diberikan di tahun ini. Hanya saja, ia berharap agar subsidi diberikan langsung kepada perusahaan importir kedelai sehingga penyaluran kedelai bersubsidi dapat lebih ringkas kepada perajin.

Pasalnya, dalam program subsidi kedelai tahun lalu, pemerintah menugaskan Bulog sebagai penyalur dan dana subsidi diberikan kepada Bulog. Selain itu, perajin tahu tempe yang dapat menerima subsidi harus terdafar sebagai anggota koperasi dan memiliki legalitas resmi. 

Itu menjadi kendala lantaran belum semua perajin tahu dan tempe tergabung sebagai anggota koperasi. Di sisi lain, belum adanya data yang memadai terkait koperasi produsen tahu dan tempe Indonesia di seluruh wilayah. 

Adapun ia juga mengusulkan agar subsidi yang diberikan tetap sebesar Rp 1.000 per kg. Adapun saat ini, rata-rata harga biji kedelai kering impor masih berkisar Rp 14 ribu per kg. Seiring datangnya stok baru yang lebih murah ditambah dengan adanya program subsidi diharapkan harga bisa turun hingga Rp 11 ribu per kg di tingkat perajin. 

"Saya perjuangkan agar penggantian selisih harga pembelian itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe seluruh Indonesia. Penggantiannya itu ada pada harga," kata Zulhas. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler