Survei: Pengaruh Jokowi Kecil Terhadap Pilihan Capres Masyarakat
Sebanyak 45 persen responden tidak setuju Jokowi menjadi endorser.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi hanya punya pengaruh kecil untuk mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon presiden (Capres) tertentu dalam Pemilu 2024. Hal ini diketahui dari hasil survei Algoritma Research and Consulting.
Direktur Riset dan Program Algoritma, Fajar Nursahid mengatakan, hanya 16,1 persen responden yang mengaku bakal memilih siapa pun capres yang didukung Jokowi. Sebanyak 19 persen responden tegas menyatakan tidak akan memilih kandidat yang di-endorse Jokowi.
Mayoritas responden atau 39,4 persen, kata dia, justru menyatakan bakal memilih capres berdasarkan sosoknya, bukan karena dukungan Jokowi.
Menurut Fajar, hasil survei ini menunjukkan bahwa pengaruh Jokowi terhadap pilihan capres saat Pemilu 2024 tidak serta merta memberikan insentif elektoral bagi capres yang diusungnya. Semua tetap bergantung kompetensi dari capres tersebut.
"Variabel Jokowi cenderung tidak menjadi pertimbangan," kata Fajar saat memaparkan hasil surveinya di sebuah hotel di Jakarta, Senin (23/1/2023).
Survei ini juga menemukan bahwa mayoritas responden sebenarnya tidak setuju Jokowi menyatakan dukungan atau memberikan endorse kepada capres tertentu. Publik mau Jokowi bersikap netral.
Fajar menjelaskan, sebanyak 45 persen responden tidak setuju Jokowi menjadi endorser. Responden yang setuju sebesar 35,2 persen. Sisanya mengaku tidak tahu dan tidak menjawab.
Menurut Fajar, meskipun pendapat responden terbelah, tapi mayoritas tidak setuju Jokowi menyebutkan pilihak politiknya terkait capres secara terbuka dalam Pemilu 2024. "Masyarakat mengharapkan presiden lebih dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024," ujarnya.
Survei Algoritma Research and Consulting ini dilaksanakan pada 19-30 Desember 2022. Survei ini melibatkan 1.214 responden yang terbagi secara proporsional secara nasional. Margin of error hasil survei ini kurang lebih tiga persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.