Bayi Minum Kopi Instan, Bahaya Jangka Panjangnya Menakutkan

Sistem pencernaan bayi belum siap untuk menerima kandungan kafein dalam kopi.

www.freepik.com
Bahaya jangka panjang bayi minum kopi instan. (ilustrasi)
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Video seorang bayi yang diberi minum kopi instan oleh ibunya viral di media sosial. Tak ayal, video tersebut banjir komentar pedas dari warganet yang khawatir terhadap keselamatan sang bayi. 

Baca Juga


Ahli gizi dari Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Agung Nugroho, mengatakan  pemberian produk-produk instan dapat menyebabkan bahaya jangka panjang kepada bayi. Dia menyebut, produk kopi sendiri tidak boleh diberikan kepada bayi. Sebab, sistem pencernaan bayi belum siap untuk menerima kandungan kafein dalam kopi tersebut.

Agung menyebut, pemberian makan kepada anak harus bertahap, mulai dari ASI, makanan bertekstur lunak, kemudian beranjak menjadi makanan biasa seperti orang dewasa. "Jadi gizinya harus diperhatikan apa yang ada dalam makanan itu. Kopi (instan) itu kan sudah produk massal pabrik, dan kandungan gulanya terlalu tinggi untuk anak-anak dan itu tidak bagus, apalagi ada kafeinnya," kata Agung kepada Republika.co.id, Selasa (24/1).

Saat ini banyak produk makanan instan yang ditujukan untuk bayi. Ketua Prodi Gizi Unisa Yogyakarta tersebut juga menyebut bahwa produk tersebut juga tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan bayi.

Dari segi waktu, memang produk makanan bayi instan lebih memudahkan. Namun, ia menekankan bahwa dari segi kesehatan makanan instan tidak baik untuk perkembangan dan kesehatan bayi.

"Itu tidak bagus untuk anak-anak yang diusia mereka (bayi), otomatis organ tubuh yang belum siap untuk memetabolisme makanan tersebut dipaksa untuk bekerja lebih keras, dan itu nanti pada akhirnya lebih terasa pada kehidupan selanjutnya ketika remaja ataupun dewasa," ujar Agung.

Agung mengatakan, banyak produk makanan bayi instan yang mengandung bahan pengawet tinggi. Sebagian besar produk makanan bayi instan mengandung natrium, yang mana akan berdampak kepada ginjal bayi.

"Kalau orang bilang anakku tidak apa-apa, tapi itu sekarang, nantinya kita tidak tahu," ujarnya.

Agung mengatakan, bahan makanan yang mengandung bahan pengawet tinggi itu terutama biasanya banyak digunakan natrium. "Natrium itu akan memperberat kerja ginjal pada kehidupan berikutnya yang (bisa menyebabkan) tidak akan bisa berfungsi dengan normal lagi," ujar Agung.

Untuk itu, orang tua maupun pengasuh bayi diminta untuk tidak memberikan makanan kepada bayi secara sembarangan. Dia mengimbau agar makanan yang akan diberikan kepada bayi harus diperhatikan terlebih dahulu kandungan gizi yang ada di dalamnya.

"Apalagi sekarang lebih senang orang tua itu agar anaknya tidak rewel, jadi apapun yang membuat anaknya tidak rewel diberikan. Akhirnya pertumbuhannya terganggu," jelasnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler