Harga Beras Masih Tinggi, Bulog Curigai Ada Penimbunan

Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengakui harga beras saat ini mengalami kenaikan.

Pekerja mengangkut beras di Gudang Baru Bulog Cisaranten Kidul, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui harga beras saat ini sedang mengalami kenaikan.
ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pekerja mengangkut beras di Gudang Baru Bulog Cisaranten Kidul, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui harga beras saat ini sedang mengalami kenaikan.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui harga beras saat ini sedang mengalami kenaikan. Padahal, pemerintah telah melakukan operasi pasar untuk menambah pasokan di beberapa daerah.

Baca Juga


“(Operasi pasar) kita sudah lakukan juga ke seluruh wilayah. Hanya, kenapa kok sekarang masih tinggi harganya, ini mungkin nanti kita bahas dari sisi mana nih,” kata Budi Waseso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/1/2023).

Usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Buwas menilai ada permainan harga yang dilakukan oleh oknum. Sebab, beras yang diedarkan merupakan beras impor dengan kualitas premium yang dijual dengan harga yang murah.

“Yang kita turunkan ini adalah beras-beras termasuk beras impor yang kualitas premium. Tapi kita tetap menjualnya Rp 8.300 (per kilogram). Jadi nanti teman-teman ikut mengawasi kalau ada yang berasnya mahal. Itu berarti ada permainan di situ. Karena apa? Beras ini beras premium bukan beras medium, kita jualnya Rp 8.300. Jadi harusnya tidak ada persaingan karena beras ini yang terbaik selama ini,” ujarnya.

Buwas pun menegaskan pihaknya bekerja sama dengan Satgas Pangan dan juga PT Food Station untuk melakukan pengawasan. Diharapkan, melalui pengawasan ini tidak ada lagi penimbunan beras yang menyebabkan harga menjadi tinggi.

“Kalau tidak, nanti ada penimbunan penumpukan, karena sekali lagi ini berasnya beras premium. Jadi harganya kalau di lapangan mahal, padahal kita berharap ini beras tetap dijual murah, karena dari Bulog-nya juga berasnya murah. Jadi tidak ada alasan untuk mahal,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, saat ini pemerintah siap mengedarkan 315 ribu ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk operasi pasar. Selain itu, pemerintah juga masih memiliki cadangan beras impor untuk diturunkan dalam operasi pasar.

"Semuanya akan kita habiskan untuk operasi pasar pada Januari-Februari sampai nanti Maret yang awal tadi bilamana sudah tidak diperlukan untuk operasi pasar kita akan melakukan penyerapan dari panen-panen yang akan datang ini,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler