Megawati Turut Hadir dalam Anugerah Satu Abad NU, Duduk di Samping Bu Shinta
Megawati beberapa kali terlihat turut hadir dalam perhelatan besar NU
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Megawati Soekarnoputri menghadiri Anugerah Satu Abad Nahdlatul dalam rangka memperingati hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU).
Megawati datang sekitar pukul 19.50 di acara yang digelar di Teater Tanah Air Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Mengenakan baju merah bercorak hitam, Megawati langsung disambut jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Megawati kemudian duduk di samping mantan ibu negara Sinta Nuriyah yang telah lebih dahulu hadir di acara tersebut.
Kehadiran Presiden kelima RI kali ini dalam peringatan harlah NU ini bukan pertama kalinya. Pada peringatan Harlah NU pada 2022 lalu, Megawati juga hadir meski secara virtual.
Dalam rangka peringatan 1 Abad NU, PBNU menggelar acara “Anugerah 1 Abad NU” kepada institusi dan individu yang memberi kontribusi dalam memperjuangkan peradaban dunia baru yang lebih mulia dan berkeadilan.
Pemberian anugerah akan dibagi atas tiga kategori diantaranya, Kategori Internasional, Kategori
Tokoh Nasional, dan Kategori Internal NU yang diberikan kepada institusi atau individu di level nasional hingga global yang memiliki kontribusi, pemikiran, atau karya yang memiliki pengaruh luas dan berkontribusi kuat untuk menggerakkan masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang adil dan
Sejumlah kalangan seperti pendiri, ulama, kiai, atau anggota masyarakat, hingga pesantren yang telah berkontribusi dalam membesarkan umat Islam dan NU menjadi organisasi Muslim terbesar di Indonesia.
Oleh karena itu, NU ingin memberikan apresiasi kepada mereka yang sudah memberikan kontribusi terbaiknya bagi umat Muslim.
Turut hadir dalam acara ini Istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Maruf Amin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, dan duta besar negara sahabat.