Tak Terima Bosnya Dikritik Faisal Basri, Ngabalin: Moeldoko Sholat Lima Waktu

Ngabalin marah besar hingga serang Faisal Basri yang mengkritik KSP Moeldoko.

Republika/Thoudy Badai
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin bereaksi pedas terhadap ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri. Ali marah besar dan tidak terima bosnya, yaitu Moeldoko disebut Faisal sebagai raja konflik kepentingan di lingkaran pejabat Istana.

Ngabalin justru balik menuding Faisal sebagai raja fitnah. Dia turut menyinggung makna nama Faisal Basri dengan kenyataan perilakunya yang menimbulkan fitnah. "Lagi-lagi si raja fitnah, namamu bagus Faisal Basri sangat islami tapi busuk hatimu," kata Ngabalin dalam cicitannya di akun Twitter, @AliNgabalinNew di Jakarta, Sabtu (4/2/2023). Republika.co.id sudah meminta izin untuk mengutip status tersebut.


Baca: Tanggapi Video Hoaks, Lion Air Bantah Angkut Militer China

Ngabalin mengingatkan Faisal terhadap bahaya fitnah sesama Muslim. Dia pun lantas menyanjung Moeldoko sebagai Muslim yang taat beribadah. "Engkau memfitnah saudaramu seiman dengan sangat keji dia seorang Mukmin yang setiap saat memelihara (sholat) lima waktunya dengan tertib," kata politikus Partai Golkar tersebut.

Tak berhenti sampai di situ. Ngabalin melanjutkan kekesalannya dengan melontarkan kata-kata kasar kepada Faisal. "Kepengen kuludahi wajahmu serta hatimu yang penuh iri dan dengki," ujar Ngabalin.

Baca: Kala Mahfud MD Bertemu Din Syamsuddin dan Jenderal Gatot

Sebelumnya, Faisal Basri menyebut adanya pejabat sebagai raja konflik kepentingan yakni Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Hal itu disampaikan Faisal Basri dalam kegiatan peluncuran Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi yang diadakan Transparency International Indonesia (TII) di Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).

"Dan raja conflict of interest itu adalah Moeldoko. Ada di pusat Istana," kata Faisal dalam kegiatan tersebut merujuk penguasa yang merangkap sebagai pengusaha.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler