Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Dicurigai Kecacingan?
Kecacingan bisa tidak terdeteksi jika cacing yang masuk tidak terdeteksi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyakit kecacingan (cacingan) umumnya lebih banyak dialami di negara dengan iklim tropis. Gejala kecacingan bisa tidak terlihat apabila cacing yang masuk ke dalam tubuh masih sedikit.
Sebaliknya, jika sudah banyak, akan mulai muncul gejala yang dirasakan penderita. Dalam skala moderat, gejala yang dirasakan seperti tidak enak di saluran cerna dan ada mual muntah.
"Apabila ditemukan sumbatan pada usus, perlu dilakukan operasi untuk mengeluarkan cacing yang terlalu banyak," kata dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam webinar disimak di Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Beberapa gejala kecacingan yang bisa diwaspadai, sebagai berikut:
- Mual
- Muntah
- Perut tidak enak
- Perut buncit
- Keluar cacing dari mulut, hidung
- Ada gatal di anus
Dokter Ayodhia mengatakan cara mengenali kecacingan pada anak, bisa dilakukan dengan melihat beberapa faktor risiko sebagai berikut:
- Apakah anak sering bermain di halaman dan kontak dengan tanah?
- Ada keluhan sering sakit perut, seperti mual, muntah kemudian terlihat pucat?
- Apabila anak sesak napas, sudah disertai gejala pencernaan sebelumnya, maka bisa melanjutkan pemeriksaan feses.
Pencegahan
Untuk mencegah kecacingan, pastikan anak langsung mandi bersih menggunakan sabun dan cuci kaki sehabis main. Pastikan juga kuku anak selalu pendek. Hal itu karena telur cacing masih bisa menempel di kuku tangan.
Penyebab kecacingan biasanya dikarenakan tiga jenis cacing, yakni gelang, cambuk, dan tambang. Sementara itu, cacing kremi tidak termasuk dalam kelompok kecacingan.
Untuk memastikan seseorang terinfeksi atau tidak, maka harus dilakukan pemeriksaan feses yang segar dan dikirim ke laboratorium agar dilihat di mikroskop. Gejala pada anak dan dewasa kurang lebih sama, sehingga bagi yang mencurigai bisa saja meminta dilakukan pemeriksaan terkait.
Secara umum, risiko infeksi cacingan ialah karena berkontak dengan tanah. Jadi, bagi yang kerjanya di kantoran atau tidak berkebun, misalnya, tentu terlalu berisiko.
Andaikan anak berisiko kecacingan, seperti masih main di tanah, maka mereka masih perlu diberikan obat, namun belum tentu harus dikonsumsi sampai dewasa. Pemberian obat cacing juga sesuai dengan dengan jenis cacing yang menginfeksi.
Cacing tambang dan gelang biasanya hanya butuh satu kali pengobatan karena hanya menempel atau gampang dibasmi. Berbeda dengan cacing cambuk di mana dua pertiga dari tubuhnya bisa masuk usus, maka pemberian obat bisa berkisar tiga hari.
"Ada gejala, lakukan pemeriksaan dan obat dikonsumsi berkesinambungan bila berkontak dengan tanah. Untuk kesembuhan, lanjut pemeriksaan cacing masih ada atau tidak. Biasanya hasil feses akan negatif dua hingga tiga hari," jelas dr Ayodhia.
Dalam program pencegahan massal, pemerintah tidak memberikan obat tergantung prevalensi di suatu wilayah. Ada yang diberikan satu kali setahun sampai dua kali setahun.