Swedia Siap Memulai Kembali Negosiasi dengan Turki
Turki belum memberikan persetujuan kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO.
REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada Selasa (7/2/2023) menyatakan kesiapannya untuk memulai kembali negosiasi dengan Turki yang terhenti atas permintaan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Sebagian besar anggota NATO telah meratifikasi pengajuan Finlandia dan Swedia, namun Turki belum memberikan persetujuan.
Finlandia dan Swedia mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan NATO tak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Aplikasi Finlandia dan Swedia harus mendapatkan persetujuan dari semua anggota NATO dengan suara bulat. Sejauh ini, Turki belum memberikan persetujuan.
Turki, Finlandia, dan Swedia tahun lalu mencapai kesepakatan tentang beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh kedua negara Nordik agar diterima sebagai anggota. Tetapi Ankara menangguhkan pembicaraan karena ketegangan meningkat menyusul pembakaran Alquran oleh seorang ekstremis sayap kanan di depan Kedutaan Turki di Stockholm.
"Hal pertama yang perlu kami lakukan adalah menenangkan situasi. Sulit untuk melakukan pembicaraan yang baik ketika hal-hal benar-benar membara di sekitar Anda," kata Kristersson pada konferensi pers saat berkunjung ke ibu kota Estonia.
Kristersson mengatakan prasyarat untuk memulai kembali pembicaraan itu baik. Tetapi dengan pemilu Turki yang dijadwalkan pada Mei, Kristersson memahami bahwa Turki fokus pada kebijakan dalam negeri.
"Begitu mereka siap (untuk pembicaraan), kami jelas siap," kata Kristersson.
Turki pekan lalu mengatakan, merdeka menilai positif pada aplikasi Finlandia, tetapi tidak mendukung Swedia. Presiden Finlandia Sauli Niinisto pada Selasa mengatakan, dia berharap Finlandia dan Swedia akan segera menjadi anggota dalam waktu dekat.
"Tujuannya adalah untuk diterima secepat mungkin, baik Finlandia maupun Swedia," kata Niinisto.
Niinisto mengatakan, Finlandia dan Swedia akan melangkah maju bersama-sama dan tetap berhubungan dekat dengan markas besar NATO, Gedung Putih dan Turki. Sementara itu, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan wilayah Baltik akan mendapat manfaat dari Swedia dan Finlandia jika mereka menjadi anggota NATO.
"Demi keamanan kawasan kita, akan lebih baik jika kedua negara bergabung," ujar Kallas.