Setiap Hari Gendong Ibu, Apakah Impas Balas Budi Anak ke Ibu?
Sejak dalam kandungan, jasa ibu selalu ada untuk anaknya.
REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Dikisahkan, ada seorang pemuda dari Yaman yang sangat berbakti kepada ibunya. Dalam setiap keadaan, pemuda ini merawat ibunya.
Ketika ibunya hendak ke kamar mandi, maka si anak menggendongnya. Ketika sang ibu ingin sholat, maka si anak menggendongnya pergi ke masjid. Ketika ibunya thawaf dan sai di Masjidil Haram, maka si anak juga menggendongnya.
Dalam sebuah kesempatan, pemuda ini bertanya kepada sahabat Nabi Muhammad, Abdullah bin Umar RA yang merupakan putra Umar bin Khattab RA.
"Wahai Ibnu Umar, apakah dengan perbuatanku ini, berarti telah impas aku membalas budi ibuku?"
Maka Ibnu Umar menjawab, "Tidak, perbuatanmu itu tidak akan pernah sebanding walaupun dengan satu tarikan nafas ketika ibumu melahirkanmu."
Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Burdah yang dikutip pada buku Ibumu Surgamu karya Ustadz Thoriq Aziz Jayana yang diterbitkan oleh DivaPrezz.
Dalam penjelasannya, Ustadz Thoriq mengatakan, sebesar apapun kebaikan kita terhadap ibu, tak akan pernah setara dengan jasa dan pengorbanan ibu untuk anak-anaknya. Harta yang kita berikan kepada ibu ketika ia telah tua renta, tak akan pernah menggantikan setetes air susu ibu yang ia berikan kepada kita.
Mengapa tak pernah sebanding?
Karena ibu adalah penyambung hidup anaknya. Sejak dalam kandungan hingga berada di dunia, jasa-jasa ibu akan selalu ada.
Seandainya ibu tak punya kasih sayang, mungkin anak itu sudah dibiarkan mati di perutnya. Seandainya ibu tak ikhlas merawat anaknya, mungkin anak tersebut akan dibuang ke hutan menjadi santapan hewan buas.
"Jika ibu tak berjasa kepada anaknya, mungkin anak tersebut bukanlah apa-apa sampai saat ini," ujar Ustadz Thoriq.