Bakal Calon Ketum PSSI Doni Setiabudi Fokus Soal Teknologi Sepak Bola dan Asprov PSSI

Perkembangan teknologi bisa menunjang kesuksesan kompetisi di Indonesia.

Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Calon ketua umum (caketum) PSSI periode 2023-2027 Fary Djemy Francis, Arif Putra Wicaksono, dan Doni Setiabudi (dari kiri ke kanan) saat pemaparan visi-misi di Senayan Park, Jakarta, Senin (13/2/2023).
Rep: Anggoro Pramudya Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon Ketua Umum (Ketum) PSSI 2023-2027 Doni Setiabudi mengaku sangat fokus dalam penerapan teknologi serta pembinaan mendasar dalam sepak bola Indonesia.

"PSSI memang akar permasalahan sepak bola Indonesia," kata Doni Setiabudi pada acara bertajuk 'Kaukus Sepak Bola Nasional Nyalakan Nyali Membangun PSSI' di Jakarta, Senin (13/2/2023).

Sosok yang akrab disapa Kang Jalu itu bukan orang baru dan telah lama berkecimpung di panggung sepak bola tanah air. Ia melihat bagaimana pentingnya perkembangan teknologi guna menunjang kesuksesan kompetisi di Indonesia.

Salah satu siasat Doni untuk memajukan sepak bola tanah air adalah menghadirkan Video Assistant Referee alias (VAR). Hal tersebut diklaim bisa jadi salah satu cara ampuh untuk membenahi ekosistem sepak bola Indonesia sekaligus membangun kompetisi yang sehat dari percobaan praktik-praktik mafia kulit bundar.

"Sudah pasti kehadiran VAR dapat sangat membantu memperbaiki kualitas kompetisi dan pertandingan agar terhindar dari mafia layaknya pengaturan skor," sambung eks manajer AHHA PS Pati.

Apabila dirinya terpilih menjadi Ketum PSSI tentu hal yang segera dilakukan Doni adalah menyediakan fasilitas pembantu wasit seperti VAR. Meski fasilitas stadion Indonesia rata-rata tak memenuhi kelayakan pun, Doni tetap optimistis agar VAR bisa diterapkan di kompetisi nasional.

Sosok Doni dikenal saat ia menjabat CEO Bandung Premier League (BPL), kompetisi sepak bola amatir berbasis di Jawa Barat yang rutin dilaksanakan setiap tahun semenjak 2017 silam. BPL sendiri telah menarik perhatian karena menggunakan VAR, kehadiran teknologi untuk sepak bola membuktikan niat Doni agar sepak bola bebas dari intervensi luar.

Adapun Bandung Premier League diselenggarakan sebagai upaya pencarian bibit unggul pesepak bola muda di Tanah Air. Sebanyak 20 klub komunitas di Jawa Barat terdaftar mengikuti BPL tahun 2022 lalu.

Lebih lanjut Doni menyebut, sepak bola Indonesia tidak hanya tertuju pada profesionalitas seperti deretan pemain timnas Indonesia, Liga 1, dan Liga 2. Ia berjanji nantinya akan ada saran yang lebih baik untuk Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI dalam proses pembinaan pesepak bola muda berbakat.

"Asprov kurang melakukan sumber daya untuk menjalankan kompetisi layaknya PT LIB (Liga 1). Tidak ada pemberdayaan kompetisi di level Asprov padahal tugasnya sangat strategis, pemantauan bibit pemain, pembinaan, dan pelatih soal sentra latihan," sambung Doni.

Di sisi lain kandidat pesaing Doni Setiabudi untuk calon Ketum PSSI, La Nyalla Mattalitti, sebelumnya telah menyatakan bakal memberi subsidi dana pembinaan sebesar Rp 1 miliar per tahun untuk setiap Asprov PSSI jika dirinya terpilih.

Adapun program yang dimaksud La Nyalla meliputi penyelenggaraan kompetisi Liga 3 dan pengembangan pesepak bola belia. Tetapi, Ketua DPD RI itu menegaskan, dana sokongan hanya diberikan tanpa syarat pada tahun pertama dirinya menjabat sebagai ketua umum PSSI periode 2023 hingga 2027.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler