Mengkaji Hikmah Tawaf, Proses Mengelilingi Ka'bah Tujuh Putaran
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji dan umroh akan melakukan tawaf yakni mengelilingi Kabah sebanyak tujuh putaran. Jika dikaji lebih dalam, proses tawaf mengandung banyak hikmah.
Tawaf artinya mengitari atau mengelilingi. Secara istilah tawaf berarti mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad.
Tawaf dimulai dengan mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar. Kalimat takbir menandakan bahwa dalam memulai aktivitas apapun, setiap manusia harus punya kesadaran dalam dirinya bahwa hanya Tuhan yang Maha Besar. Manusia tak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Kesadaran mendalam ini harus tertanam dalam sanubari sehingga tidak ada kesombongan dan kezaliman dalam menjalani proses kehidupan.
ثُمَّ لْيَقْضُوا۟ تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا۟ نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا۟ بِٱلْبَيْتِ ٱلْعَتِيقِ
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (QS Al-Hajj: 29)
Tawaf membawa pesan maknawi berputar pada poros bumi yang paling awal dan paling dasar. Tujuh putaran melambangkan tujuh langit yang mengelilingi Arsy. Tujuh putaran juga mengingatkan kita semua bahwa langit dan bumi diciptakan oleh Allah sebanyak tujuh lapis. Tujuh putaran juga mengingatkan bahwa ada tujuh hari dalam seminggu.
Bahkan surat Al-Fatihah yang dilantunkan umat Islam saat sholat juga terdiri atas tujuh ayat (as-sab’u al-matsani). Pada hari ketujuh juga, umat Islam disunahkan memotong rambut bayi yang baru lahir dan menyembelih kambing dalam ritual akikah.
Ini tentu bukan kebetulan, pasti ada hikmah dan rahasia mengapa angka tujuh menjadi pilihan Tuhan di dalam hukum alam-Nya. Ada sebagian ulama berpendapat, angka tujuh adalah simbol dari pentingnya konsistensi dalam menjalani aktivitas. Manusia tidak boleh menyerah hanya karena gagal dalam aktivitas pertama dan kedua. Ia harus terus mencoba dan mencoba, bangkit tidak kenal lelah, untuk mencapai tujuan hidupnya.
Sedangkan lingkaran pelataran Kabah merupakan gambaran arena pertemuan manusia dengan Allah. Selama pertemuan itu berlangsung, hanya kalimat thayyibah yang layak untuk dilantunkan. Misalnya zikir, ayat-ayat Alquran, shalawat dan doa. Kalimat thayyibah ini dibaca dengan penuh penghayatan, agar kita menyadari hakikat manusia sebagai makhluk-Nya, hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta dan ketergantungan manusia terhadap Tuhannya.