Ketua Panja BPIH DPR Usul Makan Jamaah Haji di Makkah 44 Kali
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M Komisi VIII mengusulkan makan jamaah ditambah menjadi 44 kali. Tambahan sebanyak 4 kali makan ini diberikan beberapa hari menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Panja Komisi VIII ada melakukan rapat intensif internal, ada pandangan baru. Bahwa, makan menjelang pelaksanaan ibadah di Armuzna selama ini menjadi problem bagi jamah kita," ucap Ketua Panja BPIH Komisi VIII, Marwan Dasopang, dalam Rapat Penetapan BPIH Tahun 2023, Rabu (15/2/2023).
Puncak pelaksanaan ibadah haji terjadi di Arafah, sehingga kondisi jamaah harus mempersiapkan diri dalam keadaan bugar, yang mana ditandai dengan kecukupan gizi. Sementara, dalam usulan kemarin makan menjelang puncak haji ini ditiadakan.
Ia menyebut alasan ditiadakannya konsumsi selama waktu ini berdasarkan beberapa hal. Salah satu di antaranya, termasuk yang paling sulit untuk dilakukan, adalah mengingat kondisi kota Makkah yang sudah mulai ditutup dan tidak bisa dilewati.
Lebih lanjut, ia menyebut Komisi VIII dalam pengawasan sebelumnya menemukan jamaah dalam kondisi sakit karena dua hari tidak bisa memenuhi kecukupan gizinya. Jamaah agak sulit mencari makan sendiri dan pada akhirnya mereka mengonsumsi mie instan yang mudah dibuat.
"Pada akhirnya, mereka sakit, bahkan mencret. Karena itu, kami memutuskan itu harus dikembalikan, harus ada makan. Bagaimana cara mengantarnya? Terserah, pokoknya jamaah harus diberi makan," lanjut dia.
Atas usulan ini, Panja BPIH Komisi VIII pun meminta agar jumlah makan ini ditambah empat kali, atau selama dua hari menjelang Armuzna. Pihaknya memahami tambahan jumlah makan ini akan berakibat pada anggaran. Namun, pelayanan terhadap jamaah penting, karena energi dan kekuatan diperlukan dalam menghadapi puncak haji.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, pun mengomentari usulan tersebut. Ia menyebut rencana awal Kemenag menyiapkan makan sebanyak 40 kali di Makkah dan 18 kali di Madinah.
"Ada usulan ditambah empat kali, karena itu jumlah totalnya 44 kali. Pertimbangannya bila tidak diberikan makan pada h-3 dan h+2, keseluruhan lima hari tidak ada makan, maka akan kesulitan bagi 203 ribu jamaah mencari makan," ucapnya.
Dalam desain awal, pihaknya memang menghapus layanan makan di rentang waktu itu dengan alasan kemampuan pendistribusian dari pihak katering yang menjadi mitra. Pada waktu tersebut, ada 2,5 juta orang lebih berkumpul di Makkah dan jalanan banyak yang ditutup.
Berdasarkan beberapa pertimbangan dan usulan yang ada, Hilman pun menyampaikan pihaknya menyetujui biaya konsumsi senilai 17,50 riyal akan ditambah empat kali.