Cina Balik Tuduh AS Terbangkan Balon Mata-Mata di Wilayah Xinjiang dan Tibet

Balon mata-mata AS telah terbang di atas wilayah udara Cina tanpa izin sejak Mei 2022

Travis Huffstetler Photography
Dalam foto yang disediakan oleh Travis Huffstetler Photography ini, sebuah balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina, Sabtu, 4 Februari 2023. Gesekan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan Cina terus berlanjut. Kali ini, Cina menuduh AS menerbangkan balon mata-mata di atas wilayah Xinjiang dan Tibet.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Gesekan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan Cina terus berlanjut. Kali ini, Cina menuduh AS menerbangkan balon mata-mata di atas  wilayah Xinjiang dan Tibet. 

Baca Juga


Cina pada Rabu (15/2/2023) mengatakan, balon mata-mata AS telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak Mei 2022. Beijing mengatakan, mereka akan mengambil tindakan terhadap entitas AS yang merusak kedaulatan Cina. 

“Tanpa persetujuan otoritas Cina yang relevan, pesawat itu telah terbang secara ilegal setidaknya 10 kali di atas wilayah udara Cina, termasuk di Xinjiang, Tibet, dan provinsi lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin.

Gedung Putih membantah tuduhan Cina tersebut. Washington dan Beijing terkunci dalam perselisihan mengenai balon mata-mata. Belum lama ini, militer AS menembak jatuh balon mata-mata Cina di atas pantai Carolina Selatan. 

Beijing mengatakan, balon tersebut adalah kapal penelitian sipil yang salah arah. Washington kemudian menempatkan enam entitas Cina yang terkait dengan dugaan program balon pengawasan Beijing ke daftar hitam ekspor.

Wang mengatakan, AS telah menyalahgunakan kekuatan, dan bereaksi secara berlebihan sehingga meningkatkan situasi. Menurut Wang, AS menggunakan dalih balon mata-mata untuk memberikan sanksi ilegal kepada perusahaan dan institusi Cina.

"Cina dengan tegas menentang ini dan akan mengambil tindakan balasan terhadap entitas AS yang relevan, yang merusak kedaulatan dan keamanan Cina sesuai dengan hukum," kata Wang.

Perselisihan mengenai balon telah menunda upaya kedua belah pihak untuk mencoba memperbaiki hubungan yang telah memanas. Presiden AS Joe Biden  mengatakan, dia tidak yakin hubungan antara kedua negara melemah akibat insiden tersebut.

Seorang sumber mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang mempertimbangkan untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Munich pekan ini. Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman mengatakan, komunikasi Washington dengan Beijing tidak berhenti. Namun dia tidak mengonfirmasi soal rencana pertemuan Blinken dan Wang Yi.

"Kami berharap ketika kondisi memungkinkan kita akan bertemu lagi secara langsung," kata Sherman.

Sherman menegaskan kembali, klaim Cina tentang balon AS adalah tidak benar. "Mereka sekarang mengatakan ada triliunan balon oleh AS di atas Cina. Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada balon pemerintah AS di atas Cina," katanya Sherman.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler