Kembangkan Perairan Selatan, DIY Belajar ke Samudera Belawan
Besarnya potensi di kawasan selatan DIY belum optimal dimanfaatkan.
REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengembangan kawasan selatan DIY terus dilakukan, termasuk perairan selatan. Pengembangan ini untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di kawasan selatan DIY, yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul.
Rencananya ada pengembangan pelabuhan perikanan di perairan sepanjang tiga kabupaten itu. Dalam proses pengembangannya, Pemda DIY pun belajar ke Sumatra Utara (Sumut) dengan mengunjungi Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan.
"Sesuai visi misi gubernur DIY, kita beralih dari sektor pertanian menuju sektor perikanan. Pengembangan wilayah selatan ditetapkan sejak 2012 sampai saat ini di 2023," kata Kepala Biro Umum Humas dan Protokol Setda Pemda DIY, Imam Pratanadi di Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan di Bagan Deli, Medan Kota Belawan, Kota Medan, Sumatra Utara, Rabu (15/2/2023).
Imam menyebut, potensi perairan selatan DIY sangat besar untuk dapat dikembangkan. Setidaknya, kata Imam, DIY sudah memiliki 17 tempat pendaratan ikan, yang mana tiga di antaranya diproyeksikan menjadi pelabuhan perikanan.
Pelabuhan perikanan Gesing, Kabupaten Gunungkidul, juga akan diresmikan dalam waktu dekat di 2023 ini. Selain itu, Pelabuhan Sadeng yang juga terletak di perairan Gunungkidul, juga sudah beroperasi. "Kita melihat potensi laut memang cukup signifikan dikembangkan," tambahnya.
Imam menuturkan, Pelabuhan Sadeng ini dapat dikembangkan menjadi pelabuhan yang lebih besar. Namun, aksesibilitas ke pelabuhan tersebut masih menjadi kendala.
"Sehingga perlu keterlibatan PU untuk fasilitasi jalan yang masuk menembus katanya bukit (ke Sadeng), kemudian menjadi aksesibilitas distribusi produk-produk perikanan yang bisa disebarkan ke Jawa dan pulau-pulau tetangga," jelas Imam.
Untuk itu, Imam berharap dengan kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, dapat menjadi contoh untuk pengembangan pelabuhan perikanan di DIY. Selain itu, juga diharapkan memberikan dampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar pelabuhan.
"Pelabuhan Belawan sudah berstatus pelabuhan perikanan samudera, akan menjadi satu hal yang baik bagi kita bisa mendapatkan informasi jika nantinya salah satu pelabuhan kami jadi pelabuhan nusantara atau pelabuhan samudera," ujar Imam.
"Diharapkan setelah kita ini memiliki gambaran mengembangkan potensi pelabuhan perikanan," terangnya.
Koordinator Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Moh Salim mengatakan, hasil tangkapan ikan di pelabuhan tersebut mencapai lebih dari 17 ribu ton per tahunnya.Bahkan, untuk ekspor produk perikanan dari Samudera Belawan juga mencapai lebih dari 13 ribu ton per tahun.
"Ekspor produk perikanan sampai ke Singapura, Malaysia, Cina, bahkan Uni Eropa," kata Salim. Produk unggulan di Samudera Belawan di antaranya ikan layang, cumi-cumi, ikan selar kuning, tongkol, hingga ikan kembung.
Melalui pelabuhan ini, penyediaan lapangan kerja dapat mencapai 13 ribu. Pihaknya melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan mengembangkan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan.
Setidaknya, pengembangan ini akan dilakukan seluas 28 hektare. Ia menyebut, pengembangan dilakukan dengan dana dari pinjaman atau hibah luar negeri (PHLN), yakni dari Prancis.
Dengan pengembangan itu, diperkirakan hasil tangkapan, ekspor, dan penyediaan lapangan kerja juga akan meningkat. "Ekspor diproyeksikan akan mencapai 38 ribu ton per tahun, dan penyediaan lapangan kerja menjadi lebih dari 21 ribu," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Rani Widayati mengatakan, besarnya potensi di kawasan selatan DIY belum optimal dimanfaatkan, termasuk potensi perikanan. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan pelabuhan yang ada, salah satunya terkait aksesibilitas.
Seperti di Pelabuhan Gesing, yang mana Rani berharap akses ke kawasan tersebut diperluas. Dengan begitu, distribusi hasil perikanan dapat dilakukan secara maksimal.
"Gerbang selatan itu harus dibuka sebesar-besarnya untuk mensejahterakan masyarakat, itu yang kami harapkan. Tapi sampai seakrang masih belum optimal," kata Rani.