ChatGPT di Mata Pendiri Internet: Kurang Andal
Informasi yang diberikan ChatGPT dinilai sering salah dan tidak masuk akal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu pendiri internet Vint Cerf menanggapi teknologi kecerdasan buatan (AI) ChatGPT dengan pernyataan negatif. Dia menyebut ChatGPT sebagai produk yang kurang andal dalam mengatasi suatu masalah.
Dia memperingatkan masalah etika dari sebuah teknologi yang dapat menghasilkan informasi yang terdengar masuk akal, tetapi tidak benar. Bahkan ketika dilatih berdasarkan materi faktual.
“Ini seperti penembak selada. Anda tahu bagaimana selada tersebar. Faktanya, teknologi ini ada di mana-mana dan dicampurkan karena tidak ada yang lebih baik,” kata Cerf di Celesta Capital’s TechSurge Summit.
Pada tahun 2004, dia mendapat Penghargaan Turing, hadiah utama dalam komputasi karena membantu mengembangkan dasar internet yang disebut TCP/IP. Cerf bukan peneliti AI, tapi dia seorang insinyur komputasi yang ingin melihat rekan-rekannya memperbaiki kekurangan AI.
ChatGPT OpenAI dan pesaingnya Google Bard memiliki potensi untuk mengubah kehidupan daring secara signifikan dengan menjawab pertanyaan, menyusun email, meringkas presentasi, dan melakukan banyak tugas lainnya. Tak mau kalah, Microsoft juga mulai membangun teknologi bahasa OpenAI ke dalam mesin pencari Bing-nya.
Cerf mengaku terkejut saat mengetahui ChatGPT dapat mengarang informasi palsu dari dasar faktual. “Saya bertanya, ‘Tuliskan biografi Vint Cerf'. Hasilnya ada banyak hal yang salah," ujar dia.
Dilansir CNET, Jumat (17/2/2023), menurut Cerf, AI tahu bagaimana merangkai kalimat secara tata bahasa yang cenderung benar. Namun, isinya tidak masuk akal.
Perusahaan di balik ChatGPT, OpenAI yang pada awal Februari meluncurkan paket 20 dolar AS per bulan untuk ChatGPT, telah menjelaskan kekurangan teknologi tersebut. Perusahaan berjanji akan memperbaikinya. “ChatGPT terkadang menulis jawaban yang terdengar masuk akal tetapi (sesungguhnya) salah atau tidak masuk akal. Memperbaiki masalah ini merupakan tantangan," kata laboratorium penelitian AI saat meluncurkan ChatGPT pada November.
Cerf berharap ada kemajuan dari teknologi. “Insinyur seperti saya harus bertanggung jawab untuk menemukan cara menjinakkan beberapa teknologi ini sehingga kecil kemungkinannya menimbulkan masalah," tambahnya.